Mohon tunggu...
Arief Er. Shaleh
Arief Er. Shaleh Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan

21 Februari 2021   22:00 Diperbarui: 21 Februari 2021   22:34 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini bumi menelan angan, terpendam sudah kebanggaan. Ada riuh dalam keruh. Setan-setan gentayangan, bertepuk tangan. Penuh cemooh, sombong memandang.

Pagi kuyup. Pepohonan dan bunga layu ditebang duka. Lara sepanjang jalan, menyisakan kenangan. Merangkak luka mencari terang.

Siang mengumandangkan kepiluan. Dua jiwa masih melanglangbuana. Sepi dan sedih sangat terasa. Menguliti hati sisa asa.

Sepanjang perjalanan, pertanyaan-pertanyaan menjelma iklan-iklan. Akankah bumi masuk dan masuk lagi dalam keranjang masa lalu?...

Lentera senja terdiam. Menatap malam yang segera datang.

Puisi Lainnnya : Serupa Rubik, Seekor Anak Burung, Bunga Berputik

Probolinggo, 21 Februari 2021

Puisi Oleh: Arif R. Saleh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun