Hari ini, engkau menampar. Keras dan kasar!...Â
Amarah menggelegak. Ubun-ubun tumpat. Hela napas menyelimpat umpat. Di detik itu.
Hanya rasa, menyatu di dunia tanya. Menunduk diri ini. Sedang sisi lain yang mengering, masih semerbak bunga. Memperbincangkan kata demi kata. "Hanya pena dinding fana" Bisik mereka.
Tidak! Kita abadi, bisikku. Akankah kau dengar? Entah. Dan tanda-tanda, mulai mereka tautkan. Menangisi kembali kata pulang yang diulang.
"Kata-kata kita abadi" Bisikku lagi.
Probolinggo, 18 januari 2021.
Puisi Oleh:Â Arif Rohman Saleh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H