Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Rakyat Bentuk Fabel dan Nilai Moral di Relief Candi Mendut

11 Januari 2021   00:01 Diperbarui: 11 Januari 2021   00:23 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Angsa dan Kura-kura. Di sebuah kolam kecil seekor kura-kura berteman dengan dua ekor angsa. Seiring pergantian musim, kolam tersebut kadang menyusut, kadang melimpah airnya.

Saat air melimpah mereka bersuka ria. Saat air menyusut mereka menderita. Kedua angsa baru saja mendengar berita gembira dari  seekor burung bijaksana yang berkata bahwa di puncak gunung ada sebuah "Telaga Kebahagiaan" dengan mata air yang tak ada habisnya.

Kedua angsa bertekad bulat akan terbang menuju "Telaga Kebahagiaan" yang dapat membahagiakan mereka selamanya. Kura-kura tertarik dengan tekad angsa dan berniat ingin mengikutinya.

Mereka berupaya mencari jalan keluarnya, dan sebuah ide cerdas diajukan Sang Kura-Kura. Kedua angsa menyetujuinya. Walau mereka berpesan agar kura-kura selalu waspada, karena lengah sedikit saja, bahaya besar menimpa. Kedua angsa mencengkeram sepotong kayu pada ujung-ujungnya, dan Sang Kura-Kura menggigit di tengahnya.

Sebelum terbang mereka berpesan agar kura-kura fokus menggigit kayunya dan tidak berbicara sepanjang perjalanannya. Sesampai di atas ladang, sepasang serigala berkata, yang menggigit kayu itu bukan kura-kura tetapi kotoran kerbau, oleh-oleh buat anak angsa.

Sang Kura-Kura lengah ingin menjelaskannya. Gigitannya lepas dan jatuh. Badannya terbelah dua.

Cerita Angsa dan kura-kura memiliki pesan moral bahwa hidup harus mempunyai prinsip yang kuat. Jangan lengah dan mudah terpancing pembicaraan atau sesuatu yang dapat menimbulkan bencana pada diri sendiri.

Ketiga, Kera dan Buaya. Di atas pohon mangga di tepi sungai besar hiduplah seekor kera yang bersahabat dengan buaya. Tiap hari kera selalu memberikan mangga kepada buaya.

Istri buaya tidak senang melihat suaminya berubah menjadi lembut karena makan banyak mangga dan sering lupa membawakan ayam dan angsa sebagai santapan untuknya.

Buaya betina mempunyai niat jahat untuk membunuh kera. Buaya betina bilang kepada suaminya bahwa dia sedang sakit parah dan obatnya adalah jantung seekor kera. Bahkan buaya betina bersandiwara bahwa dia segera meninggal bila tidak makan jantung kera.

Buaya jantan berada dalam dilema. Tetapi istri tercinta segera mati apabila tidak makan jantung kera. Akhirnya buaya jantan mengundang kera untuk datang ke seberang sungai tempat tinggalnya. Dikatakan di seberang sungai terdapat pohon apel dan juga pohon nangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun