Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Mbah Dukun dan Curanmor, Ambyar!

2 Januari 2021   10:33 Diperbarui: 2 Januari 2021   17:10 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ritual oleh Mbah Dukun. Sumber: pesugihan.net.

Ini kisah nyata. Kisah saat sepeda motor teman kami dicuri. Siapa yang mencuri? Pasti pencuri atau maling. Pencuri dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan orang yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi.

Bicara curanmor (pencurian kendaraan bermotor), tidak akan ada habisnya. Khusus pencurian sepeda motor, sudah lama terjadi. Merata dan marak terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Selama sepeda motor marak digunakan, ramai pula pencurinya. Inilah salah satu keunikan Indonesia. Meskipun banyak maling sepeda motor tertangkap, masih susah diberantas. Bahkan semakin marak terjadi di berbagai daerah.

Aksi curanmor di daerah masih marak. LIHAT VIDEONYA!
Kembali ke kisah sepeda motor teman kami (atau inisial B) yang hilang dicuri, segala usaha dilakukan untuk menemukan kembali. Nyatanya, memang susah melacak dan menemukannya.

Malam kelabu, kalau boleh memulai kisah ini. Kisah yang terjadi waktu jaman kuliah. Sekitar tahun 1998. Tahun bersejarah dan katanya “Berdarah-darah”. Tahun marak terjadi pencurian sepeda motor di area kampus dan sekitarnya.

Teman (inisial A) mengajakku menghadap dosen pembimbing skripsi. Dia memaksaku ikut dengan alasan tidak fasih berbicara di hadapan dosen pembimbingnya. Alhasil dan terbiasa membantu teman jika mampu, aku menyanggupi. Jadilah malam itu kami berdua menghadap dosen pembimbing dengan meminjam sepeda motor teman A (inisial B).

Kisah berlanjut, kami bertemu dosen pembimbing di rumahnya yang tak jauh dari kampus. Konsultasi dapat dilalui dengan lancar dan senyum mengembang. Draft akhir skripsi A diterima tanpa banyak coretan. Butuh waktu singkat, tak sampai 10 menit.

Akhirnya, kami mohon pamit. Sesampai di beranda, senyum mengembang kami lenyap. Sepeda motor B hilang dalam waktu singkat. Seketika kami berlari dan terus mencari. Namun, sepeda motor hilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.

Setelah cukup lama mencari, hasilnya nihil. Sampailah pada satu kesimpulan, sepeda motor dicuri maling. Kami segera melapor ke pihak berwajib. Harapannya, sepeda motor dapat terlacak dan ditemukan. Sampai keesokan hari, tidak ada kabar atau informasi sama sekali dari pihak kepolisian.

Banyak teman kuliah menanyakan ikhwal kejadian. Bahkan ada teman (inisial C) menyarankan untuk meminta petunjuk kepada Mbah Dukun. Kata C, beberapa kejadian curanmor berhasil diterawang dan dikembalikan oleh si pencuri.

Atas desakan si empunya sepeda motor, didampingi C kami mendatangi Mbah Dukun. Perjalanan cukup jauh ke daerah terpencil. Rumah Mbah Dukun dekat kuburan yang hampir tertutupi rimbun pohon bambu.

Mbah Dukun, lelaki tua dengan jenggot panjang yang mulai memutih sudah mengetahui maksud kedatangan kami. Hingga tanpa banyak bicara mempersilahkan langsung menuju kamar khusus ritual. Bau bunga kenanga dan kemenyan menguar. Dupa dibakar hingga ruang kamar penuh asap.

Tiba-tiba Mbah Dukun menghunus keris luk sembilan. Seiring terhunusnya keris, suara Mbah Dukun berubah menjadi suara gemetaran seorang nenek. Secara meyakinkan Mbah Dukun menyampaikan bahwa sepeda motor yang hilang akan kembali paling lambat besok sore menjelang Maghrib. Mbah Dukun bahkan bersumpah, jika sepeda motor tidak dikembalikan oleh pencuri, lidah Mbah Dukun disuruh potong.

Mendengar sumpah Mbah Dukun, aku tertawa dalam hati. Mau tertawa di depan Mbah Dukun, takut langsung ditikam kerisnya. Usai ritual keramat, kami segera pulang dan tak lupa B melakukan salam tempel.

Sepanjang perjalanan kami lebih banyak bercanda. Sedang C sebagai penunjuk jalan lebih banyak diam dan mempercepat laju kendaraan. Esoknya, selepas Maghrib tidak ada kabar apapun tentang raibnya sepeda motor dan ini sudah kami yakini (Kecuali C - mungkin). Ambyar wes! Ambyar!...

Ritual oleh Mbah Dukun. LIHAT VIDEONYA!


Berselang 5 hari, ada kabar via telepon dari keluarga B di Madiun. Intinya, kami disuruh jangan banyak tanya dan segera meluncur ke Madiun malam itu juga. Sebab posisi sepeda motor B yang hilang sudah dipastikan ada di suatu tempat. Jika kami terlambat datang ke tempat yang masih dirahasiakan, sangat dimungkinkan barang akan hilang lagi.

Berbekal harapan yang membuncah, dari Jember malam itu juga segera berangkat ke Madiun. Sebelum Adzan Subuh berkumandang, kami sudah menjejakkan kaki di Terminal Madiun. Selanjutnya perjalanan menuju Desa Panggung ditempuh dengan kendaraan umum lokal.

Sesampainya di rumah B, kami hanya istirahat sebentar. Selepas mandi dan sarapan, langsung meluncur ke suatu tempat di Kediri. Perjalanan dipandu oleh D, paman B. Tanpa banyak bincang, D mengarahkan ke suatu tempat sesuai alamat yang tertulis di secarik kertas.

Sampailah di perumahan pinggiran Kota Kediri. Suasana sepi menjelang siang, kami menuju rumah kosong sesuai alamat yang dipegang D. Kami segera turun dan memeriksa seputar dan dalam rumah. Kosong, tidak ada penghuni dan barang satupun.

Hanya saling pandang cukup lama, itu yang kami lakukan. Akhirnya aku bertanya ke D, dapat alamat rumah kosong ini dari siapa? D cukup lama diam dan lirih menjawab,”Dari seorang dukun di Madiun”. Lho… Angel wes… Angel tuturane… Ambyar!...

Kesimpulan

Menghadapi musibah gunakan akal sehat untuk mendapatkan solusi. Terpenting, antisipasi segala kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian bagi kita dan orang lain. Demikian juga saat memarkir sepeda motor, tetap dalam pantauan dan baca situasi keamanan sekitar.

Jika memarkir sepeda motor di rumah, lebih baik masukkan dan kunci pagar. Kecuali hanya ada kepentingan sebentar Anda masuk rumah, usahakan ada pihak keluarga yang memantau sepeda motor saat di parkir di beranda atau halaman rumah.

Langkah terbaik jika kehilangan sepeda motor, segera lapor pihak berwajib. Telusuri pula mungkin ada CCTV atau bukti lain yang dapat mengungkap pelaku curanmor. Sehingga masih ada harapan sepeda motor yang dicuri suatu saat akan ditemukan dan kembali ke tangan Anda.

Anda ingin solusi menelusuri ke pihak dukun atau sindikat kejahatan? itu hak Anda. Tetapi harus realistis, karena bisa jadi akan menambah biaya pengeluaran dan mungkin hanya kecewa berlebihan yang akan Anda tuai. Sekian dan semoga bermanfaat. Selalu berdo'a demi kesehatan dan keselamatan bersama. Salam takzim.  

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun