Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Bersama JNE: dari "Ayun Itah" hingga "Jum'at Barokah"

31 Desember 2020   04:59 Diperbarui: 29 April 2021   06:45 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Komunitas Jum’at Barokah” di Kota Pamekasan-Madura, inspirasi luar biasa. Mampu menggerakkan ketulusan berbagi kepada kaum duafa. Berbagi dan memberi yang semula hanya sekedar 10 nasi bungkus, berkembang menjadi menyantuni sekitar 300 bantuan paket sembako kepada kaum duafa di Kota Gerbang Salam tiap hari Jum’at.

“Komunitas Jum’at Barokah” awalnya inspirasi pribadi Mbak Yuli (Kakak kandung istri penulis). Seorang ibu tangguh yang mampu membesarkan 3 anak kandungnya secara mandiri hingga jenjang perguruan tinggi. Perjuangan yang tidak mudah ini dijalani setelah bercerai dengan suaminya sejak ketiga anaknya masih bersekolah di jenjang SD dan SLTP.

Mbak Yuli (Paling kanan, kacamata hijau) menebar bahagia dalam kegiatan Komunitas Jum'at Barokah. Sumber Gambar: Instagram Mbak Yuli.
Mbak Yuli (Paling kanan, kacamata hijau) menebar bahagia dalam kegiatan Komunitas Jum'at Barokah. Sumber Gambar: Instagram Mbak Yuli.
Bisa dibayangkan, hanya dengan usaha “Ully’s Butik” ibu hebat ini “nekat menyantuni” kaum duafa. Hati tulusnya tergerak melihat dan mendengar langsung kisah hidup serba sulit para pemulung dan tukang becak yang ada di sekitaran Kota Pamekasan.

Berbekal keyakinan “Allah Yang Maha Pemurah tidak akan pernah memiskinkan hambanya dengan membantu orang yang lebih membutuhkan”, tiap hari Jum’at Mbak Yuli berkeliling sendirian memberikan 10 nasi bungkus. Rutinitas sejak tahun 2017 ini dilandasi niat sekedar ingin sedikit berbagi kebahagiaan kepada para pemulung dan tukang becak tatkala mereka memulai aktivitas.

Melihat kebiasaan Mamanya, ketiga anak Mbak Yuli juga tergerak. Mereka sempat bertanya,”Mengapa hanya 10 nasi bungkus, Ma?”. Jawaban Mbak Yuli singkat,”Mampunya Mama hanya segitu”. Dari jawaban sederhana inilah, ketiga putra Mbak Yuli ikut tergerak berbagi. Keluarga hebat ini mampu berbagi 30 nasi bungkus tiap hari Jum’at. Rutinitas ini mereka namakan “Jum’at Barokah”.

Melihat ketiga putranya tergerak dengan tulus, Mbak Yuli tambah bersemangat mencari rejeki. Secara tidak disangka usaha “Ully’s Butik” yang beralamat di Jl. Jingga No. 19 Kota Pamekasan semakin ramai pembeli dan pelanggan. Rejeki terasa mengalir seperti air dan memang susah dipikir secara nalar. Gerai "Ully's Batik" sampai sekarang dijadikan pusat kegiatan "Komunitas Jum'at barokah".

Usaha Ully's Butik yang terus berkembang. Sumber: Koleksi Pribadi Mbak Yuli.
Usaha Ully's Butik yang terus berkembang. Sumber: Koleksi Pribadi Mbak Yuli.
Rejeki mengalir bukan hanya dari “Ully’s Butik”. Mbak Yuli juga menjemput dan menangguk rejeki dari makelar jual beli motor, mobil, perumahan, dan tanah. Baginya pekerjaan apapun akan dilakukan asalkan dapat mendatangkan rejeki secara halal.

Tahun 2019 menjadi tahun keajaiban bagi Mbak Yuli. Geril, putra pertamanya tiba-tiba memberikan uang tabungannya untuk digunakan berangkat umroh. Tabungan yang sedianya mau dibelikan sepeda motor incarannya, dibatalkan dengan alasan sepeda motor yang ada sudah cukup. Sungguh seperti mimpi. Menangis dan bersyukur, hanya itu yang mampu Mbak Yuli lakukan.

Berbekal niat dan tabungan yang ada serta dukungan ketiga putranya, Mbak Yuli segera mendaftar umroh. Itupun dijalani dengan lancar dan tanpa kendala berarti. Semua urusan begitu mudah, bahkan mendapatkan jasa travel umroh yang bagus, murah, dan aman di Surabaya. “Subhanallah” hanya kata ini yang mampu Mbak Yuli ucapkan.

Mbak Yuli sewaktu umroh, Seperti mimpi katanya. Sumber Gambar: Koleksi pribadi Mbak Yuli.
Mbak Yuli sewaktu umroh, Seperti mimpi katanya. Sumber Gambar: Koleksi pribadi Mbak Yuli.
Sepulang Umroh, rutinitas “Jum’at Barokah” tetap dijalankan, bahkan lebih bersemangat. Mbak Yuli sangat yakin betul dengan keberkahan hidupnya juga mengalir berkat “Jum’at Barokah”. Itu yang ia dan ketiga putranya yakini. Usaha Geril, Dervi, dan Dandik juga mulai berkembang. Ketiga putranya hanya mampu berucap,”Alhamdulillah, barokallah…”.

Melalui sharing di media WhatApps, Facebook, Instagram, dan YouTube, “Jum’at Barokah” mulai menjadi magnet teman-teman Mbak Yuli untuk ikut terlibat di dalamnya. Bahkan mereka memaksa, meskipun berulangkali dijelaskan bahwa kegiatan ini hanya terbatas keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun