Ratusan kendaraan merayap naik. Ribuan wisatawan berlomba menuju Pananjakan. Apalagi di hari libur nasional dan “Peringatan Kasada”.
Tepat waktu, kata kunci untuk menggapai point of view Pananjakan. Bagaimana seandainya jalanan sudah penuh dan kendaraan tertahan cukup jauh dari Bukit Penanjakan? Seruni Point, Bukit Kingkong, dan Bukit Mentigen alternatif yang bisa dituju.
Pernah dengar cuitan Jirote Wangcharoen? Turis asal Thailand ini mengaku "digetok" harga tinggi untuk tarif transportasi dari Probolinggo menuju Bromo. Pernahkah juga baca berita karena ulah “oknum”, tarif jeep wisata di kawasan Gunung Bromo berlipat? Ada tips untuk menghindari kejadian menjengkelkan ini. Ingat, daripada “dirampok” harta dan perasaan terdalam, mending “nambah” biaya perjalanan.
Apa itu? Gunakanlah jasa perjalanan wisata yang mampu memberikan layanan memuaskan. Banyak jasa travel di seputaran “Terminal Bayuangga” Probolinggo. Telusuri info terpercaya layanan mereka di berbagai media. Buat catatan penting kelebihan dan kekurangan jasa travel yang ada. Terpenting juga, cari info kapan waktu terbaik berburu Sunrise ke Bromo.
Jika sudah mendapatkan jasa pariwisata terbaik, minta dan catat nomor kontak penting yang sewaktu-waktu dapat dihubungi. Termasuk nomor kontak sopir jeep di seputaran Sukapura. Nomor kontak ini penting untuk kembali dihubungi, jika sewaktu-waktu ingin kembali berkunjung ke Bromo.
Semoga puas menikmati fenomena alam Bromo dan sekitarnya. Selamat berburu “The Golden Sunrise of Bromo”.
Probolinggo. November 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H