Kata “lebay” ratingnya meroket. Seiring dengan pidato-pidato tokoh nasional memaknai Kemerdekaan RI ke-75. Apalagi dalam suasana penuh siasat dan digempur habis-habisan virus corona. Dari sini hirup napas dulu dalam-dalam.
Yak, cukup. Kembali ke topik kita. Kata “lebay” bukanlah kata baku. Nggak percaya? Buka KBBI dan cari kata lebay. Kalau sudah, silahkan komentar di kolom komentar bawah ini. Komentarlah yang banyak. Mumpung belum di “Premium”kan Admin Kompasiana. Toss Admin, salam merdekaaaa!....hehehehe….
Yak, kembali lagi ke topik. Lebay mempunyai padanan kata “Alay”. Lebay dan alay ibarat buah pinang dibelah dua. Sama persis. Merupakan fenomena perilaku remaja. Kalau mau diamati lebih dalam, fenomena perilaku lebay bin alay di jaman ini bukan hanya dominasi remaja yang mem-perilakukan. Mau bukti?....
Kita tarik layar agak lebar dulu. Sedikit melenceng dari topik yang hangat di lingkungan sekitar. Coba masukkan kata kunci “Donald Trump Lebay” di menu telusur Google. Banyak bingits….hehehehe
Sempitkan layar lagi. Coba ketikkan lagi “Pidato lebay”. Sudah dicoba? Baik, jangan lupa scroll ke bawah dan ke atas. Kalau di touch screen, usap layar ke atas dan ke bawah. Ingat, layar gadget Anda yang diusap. Pasti Anda ngakak. Tapi jangan guling-guling ya….hehehehe
Kembali lagi ke topik untuk yang ke tiga kali. Mengutip dan mengutil dari Wikipedia, pengertian lebay bin alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada fenomena perilaku remaja di Indonesia. Aih, ternyata hanya di Indonesia. Wkwkwkwk….
Istilah ini, masih menurut Wikipedia, merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup yang dianggap norak atau kampungan. Byuhhh….sebegini dalem artinya ya…. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Eit, coba dulu bercermin. Rasa-rasanya Saya nggak kok…. Setuju?, wkwkwkwk….
Seseorang yang dikategorikan alay bin lebay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan. Pernyataan ini masih dari Wikipedia lho ya….
Kembali ke judul. Kali ini Saya mengutil artikel Kompasianer Ozi V. Alandika (agak susah ngetik namanya). Menurut Mas Ozy, tanggal 17 Agustus 2020, akhirnya Mas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim membuat akun media sosial, tepatnya akun Instagram.
Masih menurut Mas Ozy, Akun beliau sungguhan, kok! Buktinya, ada "centang biru" di ujung sebelah kanan dari nama akun IG Mas Nadiem. Centang biru sendiri adalah verified account alias akun yang telah terverifikasi keasliannya.
Sampai di sini, lemesin dulu jari-jari dan saraf mata. Cobalah ke luar sebentar. Pandang dengan senyuman hijaunya pepohonan. Kalau tidak ada pepohonan, dedaunan hijau bunga boleh juga. Kalau masih tidak ada, pandanglah cat hijau dinding tetangga. Hehehehe….