Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mas Nadiem dan Butir-butir Pasir di Laut

30 Juli 2020   13:17 Diperbarui: 30 Juli 2020   13:14 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memungut sisa

Masih menempel di telinga-telinga romansa

Orang-orang kesepian


Aku membaca dirimu

Semampu yang aku bisa, sebab....

Kau masih melambaikan tangan di kencang angin itu



Mas Nadiem....

Angin itu pusarannya tak karuan

Tahukah Mas Nadiem apa sebabnya?



Sebentar saja, mendekatlah....

"Mereka sekedar membaca judul saja"

Bisikku, singkat....



Mas Nadiem....

Mari kita jalan-jalan ke pelosok-pelosok desa dan kota

Sejenak tinggalkan kemegahan yang ada



Satu lagi pintaku....

Tetaplah tegak sebagai nyiur

Di hamparan butir-butir pasir di laut, saat angin mengkabut  



Kademangan, 30.07.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun