Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Idealisme yang Tergadai

5 Oktober 2018   00:27 Diperbarui: 6 Oktober 2018   05:16 3246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pixabay.com

Terjebak di pusaran waktu, diantara haus dan lapar
Tangan mengepal, tak mampu meninju langit
Idealisme runtuh, terkapar di pelukan nafsu sesaat

Sepintas, tanah tak lagi gersang, senyum dipaksa mengembang
Di relung hati, pemberontakan telah dimulai
Panji-panji idealisme ditegakkannya kembali, melafalkan "pergerakan"

Bukan sebatas retorika jalanan, yang kadang kendur dipopor sangkur
Hati yang bergemuruh, tiap penjuru nadi darah menggelegak
Memuntahkan senjata, bukan lagi sebatas kata "lawan"

Idealisme merambat cepat ke ubun-ubun
Mendidihkan otak yang menggumpal, namun..... Mandeg di depan cermin
Memakna lukisan diri, yang tertanda stempel "munafik"

Simpul-simpul imaji terbelit timbangan materi, dan terkunci
Tak lagi mampu lepas dari jeruji baja "penjara pena"
Sungguh nista, idealisme...."yang telah tergadai"

Ujung Akar Bromo, 05.10.2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun