Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mas Toin, Si Kolektor Silet Bekas Cukur Rambut

21 September 2017   09:23 Diperbarui: 21 September 2017   18:42 5269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama kerennya Toin. Penampilannya rapi dan necis saat melayani para pelanggan. Sesuai dengan nama “kantor” tempat kerjanya “TOP IN”. Mas Toin biasa dipanggil, bekerja sebagai tukang cukur. Meskipun pekerjaannnya tukang cukur, demi kepuasan pelanggan, tampilannya selalu rapi dan necis. Celana jeans, bersepatu, dan kaos atau hem yang selalu dimasukkan disela ikat pinggang adalah ciri khasnya.

Bukan hanya tampilan fisik yang rapi dan necis. Mas Toin juga rajin beribadah. Pada jam menjelang sholat Dzuhur dan Asyar, ia sejenak menghentikan aktivitas kerjanya untuk selalu memenuhi panggilan sholat. Pelanggan pun memaklumi, bersabar menunggu kedatangan kembali Mas Toin dari Masjid yang ada di belakang “kantornya”.

Mas Toin sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur cukup lama. Sebelumnya ia pernah bekerja serabutan di Kota Denpasar. Karena dianggap kurang mampu mencukupi kebutuhan hidup, ia pulang kampung. Berbekal keterampilan mencukur, ia nekat membuka usaha sebagai tukang cukur.

Pekerjaan sebagai tukang cukur, sudah ia geluti sejak tahun 1994. Bermodal beberapa alat cukur, Mas Toin sangat telaten mencukur dan merapikan kumis “kaum Adam”. Bahkan juga menerima servis menghitamkan kembali rambut yang sudah mulai memutih. Aktivitas ini dijalani sejak pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.30 WIB. 

Ketelatenan dan kecepatan merampungkan pekerjaan mencukur dan menyemir rambut memuaskan para pelanggan. Apalagi ongkos jasa tidak seberapa mahal hanya Rp 5.000 sekali servis. Hal inilah yang mendatangkan banyak pelanggan.

Para pelanggan betah antre manakala banyak yang ingin bercukur atau sekedar servis menghitamkan rambut. Di sela menunggu antrean, Mas Toin menyediakan koran terbitan lokal dan nasional yang memang sudah berlangganan sejak “kantor” didirikan. Ada pula beberapa tumpukan majalah bekas. Hal ini menandakan Mas Toin gemar membaca. Bukti nyata ia adalah pegiat literasi yang tak ingin ketinggalan informasi kekinian.

Barber shop milik Mas Toin terletak di pertokoan lapangan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Tempat yang ramai dan strategis. Tepatnya di Jalan Raya Bromo. Bersebelahan dengan beberapa pertokoan, servis motor, dan kantor agen wisata atau travel.

Sosok Mas Toin melayani pelanggan|Koleksi pribadi
Sosok Mas Toin melayani pelanggan|Koleksi pribadi
Selain penampilan yang rapi dan necis, Mas Toin memiliki kebiasaan unik. Dengan telaten ia mengumpulkan silet bekas pakai cukur rambut. Silet-silet ia kumpulkan sejak menekuni pekerjaan sebagai tukang cukur. Sehingga dapat terkumpul sekitar 10.000 silet merk Gillette Goal.

Kebiasaan mengoleksi silet bekas pakai cukur terinspirasi setelah membaca koran. Inspirasi koleksi silet mengikuti kebiasaan para kolektor benda antik seperti keris dan batu akik. Sebagai tukang cukur yang senantiasa memanfaatkan silet, muncul keinginan untuk mengkoleksi silet. Harapannya suatu saat akan mendatangkan berkah seperti para kolektor lainnya yang manangguk untung dari benda-benda koleksinya.

Dari hasil mengumpulkan silet bekas cukur, hingga sekarang sudah sekitar 10.000 silet ia koleksi. Silet yang ia koleksi hanya satu jenis atau merk yaitu Gillette Goal. Pertimbangan mengkoleksi silet merek ini adalah karena ia sudah terbiasa dan mantap menggunakannya. Tiap hari sekitar 3 hingga 5 silet berhasil ia kumpulkan.

Pada awalnya silet-silet itu ia kumpulkan di tempat kerja. Mengingat faktor keamanan, setelah cukup banyak silet yang ia kumpulkan di tempat kerja, ia bawa pulang. Uniknya, silet-silet yang ia koleksi hingga kini tidak ada yang berkarat. Artinya, silet itu asli dan sudah cocok sesuai standar yang ia inginkan hingga proses mencukur berlangsung cepat. Bahkan dari kebiasaan mengkoleksi jenis silet Gillette Goal, Mas Toin dapat membedakan mana silet asli dan mana yang palsu.

Jika dikalkulasi, tahun 1994 harga satu silet merek tersebut masih Rp 400. sekarang sudah mencapai Rp 2.500 per silet. Diperkirakan total harga silet koleksi Mas Toin mencapai sekitar 30 juta rupiah. Lumayan banyak untuk ukuran harga silet yang berhasil dikumpulkan.

Sembari mencukur rambut penulis, Mas Toin mengutarakan harapannya berkaitan dengan kebiasaan mengoleksi silet, ”Siapa tahu masuk rekor MURI (Museum Rekor Indonesia)”. Harapan yang tidak berlebihan, mengingat orang yang mengoleksi silet mungkin masih jarang bahkan tidak ada di Indonesia. Apalagi merk silet yang dikoleksi hanya satu jenis, yang memang sudah melegenda khususnya berkaitan dengan hajat “kaum Adam”.

Tidaklah berlebihan kiranya harapan dari Mas Toin mengkoleksi silet, ”Siapa tahu dapat tampil di acara televisi nasional”. Seperti acara Kick Andy Show atau yang lain. Bisa juga nantinya menjadi bintang iklan silet merk Gillette Goal. Namanya harapan, siapa tahu menjadi kenyataan. Harapan yang meluncur dari sosok polos dan sederhana. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun