Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Soerabaja, 02 Pebruari 2017

8 Februari 2017   13:47 Diperbarui: 8 Februari 2017   14:05 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika aku berlari “mengejar matahari”
Bukan pada sumbunya yang terang benderang
Ke arah berlawanan di tempat kiniku berdiri
Di gaung nama legenda “Jembatan Merah Plaza”
Yang lebih “dikenal” dan ”dikenang” bibir-bibir bebal mereka

Kulihat ke arah kiri membelakangi bayangan
Di situ, pagarmu yang sedikit melengkung, masih memancar warna merah
Semerah darah pejuang “Banteng-banteng Soerabaja” yang menggelegak
Rela menumpahkan darah dan melepas nyawa satu-satunya
Di airmu yang masih mengalirkan harapan

Di dinding langit biru yang tak lagi sejuk segar di rampas knalpot jalanan
Aku menulis tanpa pena dan tetesan tinta
Menitipkan pesan pada angin yang sesaat masih santun menyapa
Pada “Jembatan Merah” dan “Kanopi Hotel Arcadia” 
“Semoga kau tetap tegar digempur masa”

...., 02 Pebruari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun