Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lubang-lubang Jalanan

15 September 2016   09:34 Diperbarui: 15 September 2016   09:39 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang gundah
Aku menyangsikan niat
Menuju batas timur disebab tugas
Menggunduk di pundak memberat langkah
Menantang silau surya menampak
Rentang tangan kupaksa menggeram
Hentak kaki kurasa menikam

Berjejalan diantara getar-getar roda kehidupan
Yang mengguncang dan kadang berulah
Menyisihkan yang lemah paksa meminggir
Menyasar batuan kerikil
Berhamburan terlontar
Di sepanjang debu-debu terlempar
Keperihan terasa menampar

Sesampai di persimpangan
Entah yang ke berapa sudah
Lubang-lubang masih membuatku menggigil
Sedang di depan
Tubuh seorang manusia
Terlempar-lempar memburai
Di sela roda jaman tergilas nasib lubang-lubang jalanan

Mencabik nyawa seorang pejuang
Demi keluarga yang ditinggalkan
“Miris kurasa”


NKRI, 13 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun