Yang sebenarnya belum saatnya dilepas di dini usia
“Demi cintaku akan kuberikan segalanya untukmu”
Menggelegar seibarat halilintar di siang bolong yang meledak tiba-tiba
Memekakkan telinga penyala pelita menggetarkan kedamaian di dada
“Belum saatnya kau bangun istana dengan lima belas anak”
Wajah yang terhenyak memoles gincu belum mampu memakna
Di jalanan ia melakonkan cinta monyet mengundang sinis ditanda
Atau lebih hina lagi menggadai kehormatan
Menanam bunga liar di seragam sekolah
Yang kau lempar di pojok kamar hotel berbintang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!