Pena di dada kiri dan sepeda butut tanpa mesin pada genggaman
Dikayuhnya ke depan merangkai dan mewujud angan
Ia tak canggung dan tak menunduk, melangkah dan berlari
Hari dan waktu yang berat dijalani
Tidaklah pendek pun jua panjang
Dalam keterbatasan, akal dikedepankan
Pinggang disabuknya erat, agar beban tak terlalu berat
Pada siang….
Warung pinggir jalan cukuplah sebagai pemuas nafsu makan
Pada malam….
Cukuplah diganjal dengan sebungkus nasi bantingan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!