Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Atas Awan

10 Mei 2016   23:03 Diperbarui: 11 Mei 2016   00:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ilustrasi : www.world-challenge.co.uk

 

Masihlah pagi pun terlalu pagi

Paksa raga bangun membuyar mimpi

Menjelajah alam tiada bertepi

Menyusuri bebukitan yang masih sepi

Menanjak jalan dengan roda mesin bergerigi

Bukit Pananjakan tujuan akhir terhenti

 

Negeri seberang yang katanya elok nian

Dibingkai fatamorgana surga impian

Mengapa jauh harus kau lari

Menggapai mimpi elok negeri

Bukan milik sendiri

 

Ragamu ada di sini

Ada pada negerimu sendiri

Negeri bertabur fatamorgana

Nyata bukanlah mimpi

Membentang depan mata mata

Para penikmat kebesaran-Nya

 

Pun di timur surya semburat merah jingga menyapa

Membelai-belai kulit mendingin tunduk tersapa

Berangsur lambat memancar kuning berbaur jingga

Indah tiada tara melukis surga pada dunia

Ada di sini di depanmu bukan jauh di sana

Negeri atas awan terhampar nyata adanya

 

Negeri atas awan yang kini kau pijak

Bersama tiup bayu yang datang meniba rancak

Menghampar awan bergelombang menampak

Tebal menyelimuti hamparan padang pasir

Membalut lekat pada pohon-pohon bebukitan

Digiring angin yang tak dirasa pada ketinggian

 

Ragamu bukan ada di atas langit

Kakimu masih berpijak pada ini bukit

Mata tertumpu pada lautan awan

Di bawah sana bahkan di mana-mana

 

Gumpalan awan mulai di sisir alam

Bergelombang menuruni pegunungan

Menyisir bebukitan menyapu tanah landai

Turun dan berkumpul di padang pasir nan luas

Dan ketika pagi kian menampak benderang

Awanpun menipis lantas menghilang

 

Di sini adanya

Bukan jauh di sana

 

Negeri di atas awan

Nyata adanya

 

Di bawah bukit Pananjakan

Bukan di negeri orang

 

Bromo, 10 Mei 2016

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun