Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan dan Nyonya Maha Kaya tetapi Sebenarnya Miskin

3 April 2016   13:22 Diperbarui: 3 April 2016   13:40 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="herdi.web.id"][/caption]Tuan dan Nyonya….

Berapa banyak lagi harta yang harus kau timbun

Bertumpuk tak terhitung dan terus kau gembung

 

Tuan dan Nyonya….

Berapa banyak rumah mewah kau bangun

Menjulang megah penuh keangkuhan dan ketidakpedulian

 

Tuan dan Nyonya….

Berapa luas tanah yang harus kau jarah dan beli

Dari manipulasi, gratifikasi, dan pungli

 

Tuan dan Nyonya….

Berapa banyak hidupmu bergelimang riang senang

Rakyatmu miskin melarat sekarat tak berkesudahan

 

Tuan dan Nyonya….

Sudah berapa trilyunkah harta kau rampok dan rompak

Pandai menyuap pandai nian mendepak

 

Tuan dan Nyonya….

Berapa banyak perhiasan yang kau pakai

Harga milyaran harga diri bangsa kau gadai

 

Tuan dan nyonya….

Berapa banyak proyek fiktif kau tawarkan

Kantor-kantor jasa fiktif kau tebarkan

 

Tuan dan Nyonya….

Berapa banyak program kerakyatan kau kedepankan

Kau jual rakyatmu untuk menumpuk kekayaan

 

Tuan dan Nyonya….

Ini yang sebenarnya….

 

Kau miskin dan tidak malu jadi peminta-minta

Lebih miskin dari pengemis terlunta-lunta

 

Kau kaya sebenarnya hidupmu hina

Lebih hina di mata para tetangga

 

Kau berlagak bagai dermawan nan budiman

Tingkah lakumu sebenarnya tak lebih seperti hewan

 

Merampas milik sesama

Rakus dimana-mana

 

Kau adalah peminta-minta

Yang sebenar-benarnya

 

Miskin hati miskin jiwa

Hidup dan matimu merana

 

 

Indonesia Raya, Awal Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun