3.    Tentukan data input dan output yang  akan kita olah untuk menentukan Indikator Keberhasilan. Jika hasil Pos Test yang kita gunakan, maka pada langkah awal penelitian (pre siklus), siklus 1, siklus 2 dan siklus berikutnya hingga indikator keberhasilan minimal tercapai, juga harus didasarkan pada hasil Pos Test. Jika hasil Ulangan Harian, juga harus Ulangan Harian. Jika hasil kerja siswa, juga harus hasil kerja siswa.
4. Â Â Â Pada Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan (Bab IV), perlu dijabarkan secara runtut dan benar Analisis Data Input dan Output, Analisis Data Pre Siklus dan Siklus, Temuan Penelitian Per Siklus, Evaluasi Per Siklus, hingga Refleksi Per Siklus.
5. Â Â Â Cantumkan daftar pustaka sesuai data yang kita kembangkan berdasarkan kajian teori yang telah kita gunakan pada proses penyusunan PTK. Utamakan penggunaan pustaka dari Buku untuk mendapatkan kajian teori yang orisinil dan untuk menghindari multi tafsir yang kadang melenceng dari pendapat para ahli.
6. Â Â Â Susun secara lengkap lampiran-lampiran pendukung karya tulis ilmiah. Meskipun sifatnya pendukung, mutlak disusun secara runtut, obyektif, Â dan benar. Seperti : Data Diri Peneliti, Surat Ijin Penelitian, RPP dan Lampirannya untuk semua Siklus, Jadwal Pelaksanaan PTK, Daftar Hadir Siswa, Lembar Observasi, Dokumentasi kegiatan penelitian, Surat Pernyataan Observer, Data Hasil Pengamatan (Hasil Karya Siswa, Ulangan Harian per Siklus dll.,), Laporan Seminar PTK (Berita Acara, Power Point/Makalah, Dokumentasi Seminar, Daftar Hadir, Notulen, Susunan Panitia), Lembar Pengesahan, Lembar Publikasi, dan Hasil Nilai per Siklus.
Banyak cara untuk lebih memahami bagaimana cara menyusun PTK. Selain menganalisis (bukan di plagiat) karya PTK para juara, selipkan kegiatan menyusun PTK secara terstruktur pada kegiatan KKG, MGMP, dan MGBK atau sejenisnya. Buatlah program terencana dengan target minimal 1 PTK untuk 1 Semester.
Bentuklah komunitas Forum Ilmiah Guru baik di tingkat Kecamatan maupun Tingkat Kabupaten/Kota. Forum ini dibentuk dengan mempertimbangkan keterjangkauan wilayah. Manfaatkan betul rekan guru, pengawas, atau ahli dan para juara PTK untuk digali ilmunya. Sudah saatnya guru bergerak atas kesadaran sendiri. Berusaha menyusun sendiri. Menghasilkan PTK buatan sendiri dalam berbagai kegiatan peningkatan kompetensi guru.
Jangan lagi tergoda dan terpengaruh pikiran sesat. Membeli karya tulis ilmiah secara instan. Padahal sebenarnya PTK yang dijual para oknum hanyalah hasil download. Hanya karya tulis ilmiah yang disensor dan dijahit semalam atau dua malam. Banyak yang tanpa lampiran, bahkan asal-asalan. Biayanyapun tidak murah. Ratusan ribu rupiah/PTK. Bahkan ada yang berani pasang harga 10 juta rupiah untuk tiga PTK.
Kalau mau jujur, mereka hanya mendownload semalam, 10 juta rupiah di dapat. Kebanyakan tidak bertanggung jawab, kalau ada yang kurang dan tidak tepat. Mereka kaya, anda tetaplah miskin, miskin ilmu. Jadilah guru profesional, yang senantiasa bergerak maju untuk selalu haus peningkatan kompetensi guru.
Untuk para guru penjual jasa PTK. Jangan kau gadai profesimu. Berbagi ilmu lebih baik dan bermartabat. Marilah bergerak bersama saling berbagi ilmu. Waktunya berubah, jangan hanya memperkaya diri dengan materi. Demi peningkatan kualitas profesi guru.
Â
Sedikit ulasan ini tentu terdapat kekurangan. Janganlah mencela, kedepankan koreksi yang benar dan sumbang saran. Â