Melihat potensi perkembangan teknologi dan olahraga bela diri yang meningkat di Indonesia, memberikan ide inovasi baru dari para dosen asal Universitas Negeri Surabaya. Mereka adalah:
1. Muamar Zainul Arif, S.Pd., M.Pd. (Ketua Pengusul)
2. Pradini Puspitaningayu, M.T., Ph.D.
3. Awang Firmansyah, S. Or., M.Kes.
4. Fendi Achmad, S.Pd., M.Pd.
Dilatar belakangi oleh tidak adanya alat yang mampu mengukur secara akurat kekuatan pukulan dan tendangan atlet bela diri, membuat tim dosen tersebut tergerak untuk mengembangkan sebuah alat yang kemudian disebut dengan samsak digital.
Samsak Digital dan Komponennya
Samsak Digital adalah alat latihan yang dirancang untuk memberikan umpan balik secara real-time kepada pengguna. Tidak seperti samsak konvensional yang hanya berfungsi sebagai target pukulan, samsak ini dilengkapi dengan sensor canggih yang mampu mengukur kekuatan dan kecepatan pukulan maupun tendangan. Data yang diperoleh dari alat ini diproses secara digital dan ditampilkan melalui software khusus bernama SADIT (Samsak Digital) yang dihubungkan ke laptop.
Meski secara visual tidak sepenuhnya menyerupai samsak tradisional, Samsak Digital menawarkan berbagai fitur yang jauh lebih fungsional. Dengan alat ini, pengguna tidak hanya bisa berlatih fisik, tetapi juga menganalisis data performa mereka, seperti pola pukulan, tingkat kekuatan, serta jeda waktu antar pukulan
Samsak Digital ini memiliki sejumlah komponen yang menjadi kunci dalam mengukur performa atlet. Berikut adalah beberapa komponen utama yang membuat alat ini unggul:
Sensor Load Cell
Sensor ini digunakan untuk mengukur kekuatan pukulan dan tendangan. Dengan bantuan modul HX711, sinyal analog dari sensor diubah menjadi data digital yang kemudian diproses lebih lanjut oleh microcontroller ESP32. Data tersebut akan ditampilkan dalam satuan Newton untuk memberikan gambaran akurat mengenai kekuatan pukulan.