Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menggantungkan Dana Darurat dengan Pinjaman Online

8 Agustus 2024   11:05 Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:09 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menabung untuk dana darurat (freepik/Freepik.com)

Di era digital yang serba cepat seperti saat ini, cara orang dalam mengelola keuangan telah berubah drastis. Salah satu tren yang menonjol, khususnya di kalangan Gen-Z di Indonesia, adalah ketergantungan pada pinjaman online.

Mirisnya, sebagian orang justru menjadikan pinjaman online ini sebagai dana darurat bagi mereka.

Fenomena ini, yang didorong oleh kebutuhan akan solusi keuangan yang cepat, menghadirkan kemudahan sekaligus risiko yang signifikan.

Meningkatnya Pinjaman Online

Daya tarik utama pinjaman online adalah aksesibilitasnya. Jika dibandingkan dengan pinjaman bank konvensional yang seringkali melibatkan proses yang panjang, syarat dokumen yang banyak, pemeriksaan kredit, dan masa tunggu. 

Pinjaman online justru dapat diperoleh hanya dengan beberapa ketukan di smartphone, menjadikannya pilihan yang menarik bagi mereka yang sangat membutuhkan uang dalam waktu yang cepat. 

Branding dan marketing berbagai platform pinjaman online memainkan peran penting dalam popularitas pinjaman online. 

Platform pinjaman online secara agresif mempromosikan layanan mereka melalui media sosial, bahkan sering kali menampilkan testimonial dan dukungan dari para influencer. 

Strategi marketing ini membuat pinjaman online tampak sebagai cara yang mudah dan trendy untuk menangani keadaan darurat keuangan, yang sialnya, menarik minat generasi muda. 

Pinjaman Online Sebagai Dana Darurat

Menggunakan pinjaman online sebagai dana darurat memang memberikan solusi instan, namun juga menyimpan potensi risiko besar. 

Dana darurat seharusnya bersifat likuid dan aman, tetapi pinjaman online sering kali datang dengan bunga yang tinggi dan jangka waktu pembayaran yang singkat.

Sebagai contoh, banyak platform pinjaman online menawarkan bunga harian yang terlihat kecil, tetapi jika dihitung secara tahunan, bunga tersebut bisa mencapai puluhan hingga ratusan persen. Ini membuat pinjaman online menjadi solusi yang merugikan untuk kebutuhan darurat.

Selain itu, ketergantungan pada pinjaman online dapat menyebabkan siklus utang yang sulit dihentikan. Ketika seseorang menggunakan pinjaman untuk menutupi kebutuhan darurat dan kemudian kesulitan membayar, mereka mungkin akan terpaksa mengambil pinjaman lain untuk melunasi utang sebelumnya. Siklus ini bisa berujung pada beban finansial yang semakin berat.

Menghadapi realitas bahwa pinjaman online telah menjadi bagian dari kehidupan finansial banyak orang, perlu adanya pendekatan yang seimbang. Pengawasan ketat dan regulasi yang jelas dari pemerintah terhadap penyedia layanan pinjaman online dapat membantu melindungi konsumen dari praktik yang merugikan.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu didorong untuk membangun kebiasaan finansial yang lebih sehat. Ini termasuk disiplin menabung, membuat perencanaan anggaran pribadi maupun keluarga, dan menghindari gaya hidup konsumtif yang berlebihan.

Dengan demikian, pinjaman online dapat ditempatkan pada peran yang semestinya, yaitu sebagai solusi jangka pendek yang digunakan dengan bijak dan bukan sebagai sumber utama dana darurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun