Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesalahan Penafsiran Konsep Syukur: Pembodohan oleh Kelompok Elite

22 Juni 2024   11:48 Diperbarui: 22 Juni 2024   11:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seseorang bersyukur menerima kabar gembira (Andrea Piacquadio via Pexels.com) 

Konsep syukur sering kali dimanfaatkan oleh kelompok elit untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan cara menanamkan penafsiran yang keliru.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa konsep syukur yang mereka pahami mungkin telah diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu demi kepentingan pribadi mereka.

Melalui artikel ini kita akan membahas bagaimana kesalahan konsep syukur digunakan oleh kelompok elit untuk membodohi masyarakat.

Penafsiran Keliru Tentang Syukur

Syukur adalah konsep yang mulia dalam ajaran agama. Namun, ketika disalahartikan, syukur bisa menjadi alat untuk menekan potensi seseorang.

Kelompok elit seringkali menanamkan pemahaman bahwa syukur berarti menerima nasib tanpa usaha lebih lanjut.

Akibatnya, banyak orang yang merasa cukup dengan keadaan mereka, meskipun sebenarnya mereka berhak mendapatkan lebih baik.

Syukur Bukan Berarti Pasrah

Syukur seharusnya tidak diartikan sebagai kepasrahan total. Dalam konteks pekerjaan, misalnya, menerima gaji yang kecil tanpa berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup adalah contoh penafsiran yang keliru.

Mereka yang kompeten dan bekerja keras layak mendapatkan penghargaan yang lebih baik.

Namun, dengan menggunakan konsep syukur yang salah, kelompok elit dapat mempertahankan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk.

Peran Kelompok Elit dalam Menanamkan Kesalahan Konsep Syukur

Kelompok elit sering kali memiliki kepentingan untuk mempertahankan status quo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun