Atau dengan kata lain, dapat menjadi penguat dalam surat lamaran atau CV maupun ketika wawancara kerja.
Organisasi Penting, Tapi Bukan yang Utama
Seperti yang dipaparkan di bagian sebelumnya, organisasi kemahasiswaan lebih banyak menawarkan soft skill seperti leadership, komunikasi, problem solving, kerja sama dalam tim, kemampuan pola pikir dan tanggung jawab, serta manajemen waktu.
Dan skill-skill ini tentu tidak hanya bermanfaat ketika di dalam suatu organisasi saja. Ketika di luar organisasi pun, skill-skill tersebut dapat menunjukkan value kita yang berkualitas.
Sehingga, jika dikaitkan dengan dunia pekerjaan nantinya, soft skill ini juga akan bermanfaat bagi kita ketika bekerja sama dengan orang lain dalam suatu projek.
Namun, meskipun penting dalam dunia pekerjaan, ada satu hal yang harus kita lihat di awal, yaitu jenjang karir yang kita tujukan.
Misalnya, jika kita berencana untuk berkarir di dunia IT, apakah soft skill tersebut bisa menunjukkan bahwa kita ahli dibidang IT? Mungkin saja tidak.
Ketika kita sudah menetapkan tujuan di suatu bidang karir tertentu, kita harus melihat, apakah dalam berkarir di bidang tersebut, riwayat berorganisasi adalah hal yang penting?
Seperti yang dicontohkan sebelumnya, jika kita memiliki tujuan untuk berkarir di bidang yang memerlukan hard skill dibandingkan dengan soft skill, maka sudah seharusnya kita lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan hard skill kita dibidang tersebut.
Organisasi yang Ber-values
Saat sudah menentukan arah karir kita ke depannya akan seperti apa, dan langkah-langkah yang kita rencanakan juga sudah matang.
Maka selanjutnya adalah mencari tempat yang tepat untuk merealisasikannya. Jika organisasi masuk ke dalam rencana karir kita, maka penting untuk mencari organisasi yang tepat dan memang bisa menunjang diri kita dalam karir ke depannya.
Pastikan organisasi yang menjadi pilihan kita adalah organisasi yang sehat. Lihat track record anggota-anggotanya yang sudah menyelesaikan masa bakti di organisasi tersebut.