Pernahkah Anda merasa bosan yang begitu mendalam hingga merasa seolah-olah waktu berjalan begitu lambat dan hidup terasa hambar?
Setiap orang pasti pernah mengalami rasa bosan, entah itu saat menunggu antrian yang panjang, menjalani rutinitas sehari-hari yang semakin lama terasa semakin monoton, atau ketika ekspetasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Meskipun sering dianggap lumrah, rasa bosan sebenarnya memiliki dampak psikologis dan kesehatan yang kompleks. Sangat penting untuk memahami bagaimana rasa bosan ini dapat berdampak pada perilaku kita, bahkan hingga pada tindakan yang membahayakan diri sendiri.
Rasa Bosan dan Kesehatan
Rasa bosan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental kita. Saat kita merasa bosan, kita cenderung merasa tidak bersemangat, kurang termotivasi, dan bahkan bisa merasa cemas atau stres.Â
Kebosanan ini jika dibiarkan terlalu berlarut-larut ternyata dapat menjadi pemicu masalah seperti depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati.
Sebuah penelitian pernah dilakukan terhadap 722 siswa, dimana ditemukan hasil bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi pada skala kebosanan juga mendapat nilai tinggi pada skala depresi, yang merupakan indikasi bahwa kebosanan dapat menjadi ciri psikologis dari keadaan depresi (Spaeth et al., 2015).
Dalam penelitian yang lain, sejumlah peneliti dari University of Guelph dan York University, mereka menemukan sebuah korelasi antara rasa bosan dengan sisi psikologi, sosial, dan juga kesehatan. Mereka menghubungkan kebosanan dengan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan untuk memecah kebosanan.
Dalam hasil penelitian tersebut, mereka memaparkan bahwa rasa bosan dapat memicu masalah kontrol impuls yang dapat mengakibatkan seseorang akan melakukan aktivitas secara berlebihan.Â
Misalnya, makan berlebihan, kecanduan alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang. Ditambah lagi, kita jadi sering begadang dan kualitas tidur menurun.Â
Hal-hal tersebut bisa menyebabkan daya tahan tubuh melemah, sehingga kita jadi rentan terkena penyakit.