Billy langsung memanjat pohon rambutan itu dan memetik buahnya. Belum sempat diberikan ke Beni, terdengar suara anjing menggonggong keluar dari rumah. Beni pun langsung lari terbirit-birit tak mengiraukan Billy yang masih ada di atas pohon rambutan. Anjing itu mengejar Beni. Beni berteriak minta tolong namun anjing tersebut tak terhalang dan akhirnya menggigit betis Beni. Beni pun terjatuh. Tangan dan lututnya terbentur di aspal hingga mengeluarkan darah.
Beni tak mengiraukan darah yang keluar dari sikut dan lututnya. Ia hanya menjerit sakit pada betisnya yang telah digigit anjing sembari berteriak meminta tolong. Seorang warga mendekati dan menolong Beni.
“Kenapa dek?” Tanya lelaki tua mendekati Beni.
“Tolong saya Pak. Saya digigit anjing.”
“Anjing putih berkepala hitam tadi itu?”
“Betul pak, tolong saya pak.”
“Iya ayo saya antar ke Puskesmas.”
Beni pun di gendong oleh Pak tua itu ke Puskesmas tak jauh dari tempat kejadian. Berjalan sekitar 300 meter akhirnya sampailah di sebuah Puskesmas. Beni langsung diberikan perawatan medis.
“Anjing itu milik saya dek. Tapi anjing saya jinak. Dia hanya akan marah jika kamu melakukan kesalahan terhadapnya. Ceritanya bagaimana sehingga kamu digigitnya? Tanya Pak tua.
“Tadi saya berjalan dari timur menuju utara Pak. Nah ketika saya tepat berada di depan rumah bertingkat dua yang berwana biru mudah, saya berhenti menunggu teman saya. Tak lama aku lihat anjing keluar dari rumah itu dan menggonggong. Aku terkejut, takut dan kuputuskan untuk lari. Ternyata anjing itu mengejar dan mengggigitku. Begitu ceritanya pak”
“Oo gitu. Yasudah saya minta maaf yak dek kalau gitu. Saya akan tanggung semua biaya pengobatanmu.”