sudahlah,
mungkin kita telah benar-benar capek
tak usah berpura-pura bahagia
dunia kita sedang berputar tidak pada porosnya
kerana porosnya telah keropos
termakan oleh seribu dusta
produk jaman kalabendu
yang menari-nari pada ujung lidah
yang menggenggam
yang mencengkeram
di antara percampuran
para penghamba hidup dan kehidupan
sudahlah,
sudah saatnya kita selesaikan secara adat
sebagaimana ketetapan warisan leluhur
jika hitam ya hitam
jika putih ya putih
tak ada kepura-puraan
tak ada tipu-tipu
sebagaimana air yang mengalir
sebagaimana ombak yang menghempas
sebagaimana ketetapan hati
tidak seperti awan di awang-uwung
tidak seperti bayangan pada cermin retak
sudahlah,
telah tiba saatnya untuk bergerak
tak perlu lagi menunggu matahari terbenam
tak elok lagi membiarkan batu menggelinding
di ngarai tak bertuan
di nagari pelipat adat
di tanah pemunahan tata krama
di antara mata-mata yang memata-matai
di tengah-tengah tembok-tembok pelipur lara
kaum jelata yang melata
kaum yang meratapi pagi menangisi malam
kaum yang sudah seharusnya melakukan pemakzulan di titik nol
sumurserambisentul, 01 November 2021
arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H