ketika ayahku wafat
aku dan tiga orang adikku dirangkulnya
saat ibuku menangis, sedih
kulihat malaikat di kiri kanannya
saat ibuku berdo'a
kulihat sajadahnya menembus langit ketujuh
ibu yang termulia
takada perempuan termulia: selain ia
kasih sayang dan cintanya mengalir
bak air bening
yang mengaliri sungai di swargaloka
ketika ibu pergi
ibu, katamu aku tak boleh menangis
sebagaimana yang pernah kau ajarkan kepadaku:
"jangan pernah menangisi kematian;
jika engkau ingin menangis;
tangisilah kehidupan"
ibu, bagaimana mungkin
aku tak boleh sedih dan menangis
sedangkan hati ini terasa perih;
kepergianmu adalah duka tiada tara
duka yang membelah hati
ia perempuan pengendali badai
ibu, urusan dunia ini serasa tak berarti apa-apa
kerana, takada lagi tempat berbagi cinta
tiada lagi rumah bagi hati yang rindu
tiada pernah lagi kudengar nasehat bijakmu
pun, pencapaian hidup hari ini terasa sia-sia
ibu, yang paling kuingat tentangmu
adalah kekuatanmu membesarkan anak-anakmu;
jerih payah dan do'a-do'amu tak sia-sia
do'a di antara badai kehidupan yang pahit
do'a di antara deru dan deraan ke-papa-an yang nyata