Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Menggugat Puisi di Titik Nol

10 Oktober 2020   16:42 Diperbarui: 10 Oktober 2020   17:21 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: akulah puisi
puisi yang kutuliskan di atas selembar kertas yang kugantungkan di alam khayalku, imajinasiku, intuisiku; tanpa batas, tanpa sekat
sebagaimana aku menulis puisi tentang cinta, perjuangan-perjuangan, perselingkuhan di tapal batas; atas nama cintaku pada puisi

: lihatlah ke arahku,
jika kau takpercaya bahwa aku puisi; bukalah kamus pintar dan carilah aku dalam kamus itu bahwa aku memang puisi sejati; puisi yang lahir dari rahim puisi
jika kau tak yakin bahwa aku puisi; sobek-sobeklah buku catatan tentang aku yang tebalnya berhalaman-halaman yang tak memakai kata pengantar dari siapapun

: hei, tengoklah sejenak ke arahku, dua setengah menit saja,
janganlah kau berpaling hanya kerana sebab akibat ketidakyakinanmu bahwa aku adalah puisi yang akan mengguncang jagat susastra
janganlah pula kau mencibir oleh sebab akibat dari ketidakpercayaanmu bahwa akulah puisi yang sebenar-benarnya puisi; puisi yang membumi

: hei, hei, aku memang puisi
jika kau masih takyakin dan taksetuju bahwa aku adalah benar-benar puisi yang kulayangkan di berbagai wahana; ya, tak eloklah kau belakangi aku
pun, jika kau benar-benar sudah takpercaya; ya, tak apalah; mari kita selesaikan segala sesuatunya dengan cara puisi di ruang-ruang yang tak bersekat

aku memang puisi
kerana, puisi adalah aku
aku berpuisi kerana aku ada
aku ada untuk puisi yang terbaharukan
puisi yang membebaskan dirinya dari penjara kata-kata
yang memerdekakan dirinya dari aturan-aturan yang mengikat
yang takakan pernah membiarkan puisi tersia-siakan di ladang kata-kata
: jika puisi mati sia-sia di ladang kata-kata; jangan pernah salahkan puisi menggugat puisi di titik nol

sumurserambisentul, 10 oktober 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun