Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tongkuno: Orang-orang Terusir di Titik Nol

5 Oktober 2020   14:35 Diperbarui: 5 Oktober 2020   14:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koghoerano Tongkuno bergelar Yaro Tongkuno - Dokpri

tongkuno,
tanah leluhur
tanah pentahbis raja-raja
penegak sarano wuna
ne witeno wuna, wite kabarakati

tongkuno,
kalembohano reaku
tanah yang di-waris-kan leluhur
untuk anak cucu
beranak pinak

tongkuno,
warganya: dihinakan
adat istiadatnya: dinistakan
kebudayaannya: direndahkan
kearifannya: dihancurkan dengan keangkuhan

tongkuno,
adalah tragedi, sungguh
tragedi luka batin, taksembuh
takakan sembuh
tujuh turunan, turun temurun

tongkuno,
atas nama resettlement
atas nama kekuasaan sang bupati
orang-orang kampung di usir
sebagaimana mengusir hewan liar

tongkuno,
tahun 1971-1972
adalah tahun terpahit
tahun penuh luka perih, bertahun-tahun
tahun yang menyisakan dendam

wahai, orang-orang tongkuno,
orang-orang yang terusir
orang-orang yang di usir
ada sanak saudara sekakek, senenek: seawa
sekarang, mestikah kita mengusir juga?

tongkuno!
tongkuno!
tongkuno!

dari jauh, kuberseru memanggil namamu ke arah langit
nama yang melekat dan mengakar di hati
nama yang membuat rindu untuk pulang
bercengkerama di-tanah-mu, mengubur luka
mengenang duka hati orang-orang terusir di titik nol

sumurserambisentul, 05 oktober 2020
arrie boediman la ede

catatan singkat:

kalembohano reaku (bahasa wuna/muna) : tanah leluhur

witeno wuna, wite kabarakati (bahasa wuna/muna) : tanah muna, tanah yang diberkati (Allaah swt)
tongkuno adalah sebuah desa mandiri (perkampungan/distrik) yang terletak di kabupaten muna-sulawesi tenggara. bertahun-tahun, berabad-abad masyarakat di sana bernak pinak, tumbuh dan berkembang dengan kearifan kultur masyarakat adatnya; hinga terjadi sebuah peristiwa pengusiran mereka dari tanah leluhurnya atas nama proyek "resettlement";
bahwa tongkuno adalah pusat pemerintahan kerajaan pada jamannya;
tongkuno pada masanya adalah merupakan koghoerano utama atau distrik di antara  3 (tiga) koghoerano lainnya, masing-masing:
1) ghoerano tongkuno; 2) ghoerano lawa; 3) ghoerano kabawo; 4) ghoerano katobu
4 (empat) koghoerano atau fato ghoera atau 4 distrik tersebut berada di bawah kekuasan kerajaan wuna;
satu koghoerano tongkuno di pimpin oleh seorang ghoera bergelar "aro/yaro tongkuno": koghoerano tongkuno adalah pusat pemerintahan kerajaan wuna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun