Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Mereka Tenggelam di Titik Nol

4 Oktober 2020   14:02 Diperbarui: 4 Oktober 2020   14:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi - gettyimages.com

di panggung satu

: ia beretorika

satu panggung saya
panggung adalah saya
saya adalah panggung
panggung, saya
saya, panggung
kau bukan
kecuali bayar

: begitulah ia

ketika punya panggung
dia memunggungi pendukungnya
padahal ketika belum punya panggung
harga dirinya pun di jual murah
semurah tiga bungkus rokok
rokok yang dipakai membakar janji-janjinya
politisi memang begitu

: yang abadi hanya kepentingan bro!

di panggung dua

dia pikir, dia siapa
dia cuma merasa
punya panggung
apakah ia penyanyi
atau penyinyir?

: ah, jangan-jangan dia penyihir

di panggung tiga

namanya gedung rakyat
bukan kolam renang
atau kolam ikan koi
atau tempat penangkaran buaya

gedung anu, namanya
bukan rumah sunat
tempat bancaan anggaran siluman
anggaran tengah malam

: pemain sepakbola gajah memang seperti itu

di panggung empat

tu, wa, ga
para tu wa ga
ramai-ramai selebrasi
sebagaimana artis papan apa aja
papan seluncur
di sela-sela anunya paman bokeh
loh koq bokeh?
bokek!
bokeh!
bokek-bokek-bokek!
bokeh-bokeh-bokeh!

begitulah seterusnya
saling tuding
saling todong
sikat
sikut
perkara biasa
jangan tanya rasa malu
posisinya ada di nomor tigabelas
nomor ajaib
jika tertangkap tangan
cari cara menghilangkan alat bukti
membeli pembawa borgol cap kuku bima
dengan harga yang bisa di atur

: begitulah kura-kura, kira-kira maksudnya

di panggung lima

prank
prink
prunk

hobinya memang seperti itu
merasa diri anak cadas
bicara semaunya
buang angin pun semaunya

tuan prank memang begitu
klo tidak seperti itu
ya, tidak ngeprank tidurnya
ya, taknyaman pranknya

tuan prank, ya ya ya
ia kebal hukum, ya ya ya
ia anti kritik, ya ya ya
ia penikmat mistik, ya ya ya

: suka-suka dialah

di panggung enam

ini urusan panggung
panggung yang di cari-cari
oleh mereka pencari panggung
di televisi, di koran, di internet, di radio

: jika tak dapat panggung

panggungpun mereka buat sendiri
takpeduli apa kata orang
rasa malu diabaikan
demi pemuasan syahwat berkuasanya

: siapakah mereka? ada yang tahu?

di panggung tujuh

mari kita selesaikan soal panggung itu, di sini
panggung yang membuat jengah
bahkan mungkin menjengkelkan

: lebih baik mereka takpernah ada, nyusahin aja

bahwa sesungguhnya mereka lebih berbahaya dari pandemi
satu-satunya cara terbaik: nafikan diberbagai panggung
tanpa syarat, tanpa basa-basi!

: selanjutnya, biarkan mereka tenggelam di titik nol

sentalsentilserambisentul, 04 oktober 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun