(i) otak
otak,
masihkah berada di-tempat-nya?
atau mungkin sudah berpindah tempat
lalu, kenapa tetiba takbisa berpikir?
rusak? kenapa rusak?
atau jangan-jangan takada otak  Â
(ii) kram otak
kubertanya pada otak kiri:
apa tugasmu?
: "tanya pada otak kanan"
kubertanya pada otak kanan:
apa kewajibanmu?
: "tanya pada otak kiri"
(iii) takada otak
jika memang pandai berhitung
kenapa mesti berhutang?
jika benar bisa memimpin
kenapa kaum korup itu dipelihara?
jika benar otak itu masih berada di-tempat-nya
kenapa membiarkan lalat-lalat pemangsa berkerumun di-kepala-mu?
(iv) otak dan sesendok nasi
gunakan otak sebagaimana mestinya
hanya untuk kebaikan-kebaikan
dan kemuliaan-kemuliaan
gunakan otak pada tempatnya
agar mudah membedakan
antara isi otak dan sesendok nasi
(v) othak athik otak-otak
ini jenis panganan khas orang melayu
rasanya unik dan enak
kenapa enak?
jangan tanyakan pada rasa
atau pada lidah
lidah hanya membedakan rasa
lalu?
tanya pada otak
kenapa mesti otak?
ya, otak yang memerintah saraf lidah
untuk menetapkan rasa
itupun jika otak masih berfungsi
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
lalu,
jika otak takberfungsi gimana dong?
: tanyakan pada otak yang bergoyang
(vi) diplomasi otak-otak
bung,
kasus otak rusak ini kita tutup ya?
so, jika kita telah capai kata sepakat
yuk, kita seruput kopi pahit plus panganan otak-otak kiriman tetangga
agar kita tidak ikut terjangkiti pandemi kram otak di titik nol
sumurserambisentul, 29 september 2020
arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H