Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nihilisme Puisi di Titik Nol

26 September 2020   22:08 Diperbarui: 26 September 2020   22:12 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olah gambar - dezeen.com

kepada puisi,
malam ini aku bertanya tentang keberadaanmu
kenapa kau tak pernah terlihat lagi?
apakah kau sedang bersembunyi?

wahai puisi,
sudah berhari-hari
aku kehilangan dirimu
sesungguhnya kau pergi ke mana?

ini hari keempat puluh
aku mencarimu tiada henti
mulai dari kolong tempat tidurku
hingga ke loteng rumahku, rumah tua

aku pun bertanya, tak bosan
pada siapa saja yang lewat di-depan-ku
mulai dari pencipta hingga ke pencinta dan pecinta
: apakah kalian pernah melihat puisi?

seharian aku turun ke jalan
aku berkata pada para penunggu lampu merah
jika sempat bertemu dengan puisi, katakan padanya
: "pulanglah segera banyak titah buat dia"

seharian ini pula
akhirnya aku benar-benar merasa
bahwa puisi memang telah hilang pada sebuah peradaban
peradaban yang semakin instan, abad adab fesyen-fesyen

: o, puisi yang pernah tercipta
entah di lembah, entah di gunung
dalam dahaga jiwa yang semakin kering ini
taklelah mencarimu

: o, puisi yang kesunyian
pada pojok kamar perenungan
telah kusiapkan mantra-mantra penolak bala buatmu
agar kau terhindar dari perangkap eufemisme yang mendua

duhai puisi yang pergi
dimanapun engkau berada
tak penting lagi bagiku
yang penting kuketahui tujuan akhirmu

agar kita sama-sama paham; bahwa, ini bukanlah hal remeh temeh
sebab menjadi puisi memang harus jelas tujuan akhirnya, titahnya
kerana titah puisi tidak pernah sama dengan titah absurdisme
titah yang cenderung memaksakan sensasi nihilisme puisi di titik nol

sumurserambisentul, 26 september 2020
arrie boediman la ede

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun