Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Sahabat yang Pergi Jauh

28 Agustus 2020   23:18 Diperbarui: 28 Agustus 2020   23:40 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sahabat,
sejak sepagian jum'at di 28 agustus 2020 ini ingin menuliskan syair tentangmu
bukan apa-apa, tetiba saja saya teringat kisah kali pertama pertemuan kita
pertemuan di 26 februari 2011 bukanlah sebuah kebetulan
masih seumur jagung saya berada di wahana yang dahsyat ini
01 agustus 2010 adalah awal mula saya dijerumuskan oleh kegilaan menulis
bukan kegilaan sebagaimana anak kecil yang mendapat mainan baru
tapi kegilaan menuangkan pokok-pokok pikiran

sahabat,
masih terngiang dialog-dialog verbal di antara kita di ruang itu
hal yang paling menarik dan tak bisa terlupakan adalah ketika engkau mengatakan
: "menulis di blog keroyokan jangan terlalu banyak bawa perasaan; jika ingin aktualisasi diri tuliskan peristiwa disekeliling anda; kerana fungsi citizen jounalism adalah menyampaikan peristiwa disekelilingmu dengan cara yang jujur"
pernyataan singkat, padat dan berisi darimu
adalah motivasi yang terdahsyat dari seorang wartawan senior
dan itu menambah rasa kagum dan hormat saya

sahabat,
rabu, 27 agustus 2014 tetiba saja saya merasa kehilangan sosok yang santun, rendah hati dan berbudi pekerti luhur
short messenger seorang kawan mengabarkan kepergianmu adalah hentakan terkeras disegenap penjuru batin saya
ada keperihan, pilu
kehilangan salah satu mentor terbaik yang pernah ada dalam kehidupan saya

: innaalillaahi wainnaa ilaiyhi raaji'uun

dari asal kembali ke asal
bahwa ketika sang pemilik hidup dan kehidupan telah memanggil
tak satupun kuasa manusia bisa menolaknya
Allah Azza Wajalla lebih mencintaimu; melebihi rasa cinta siapapun terhadapmu di muka bumi ini

sahabat,
enam tahun setelah kepergianmu serasa belum lewat sehari
di 28 agustus 2020 ini sangat banyak yang ingin saya tuliskan tentangmu
namun, hari ini saya kehilangan kata-kata terindah untukmu
sebab, mengenang kebaikanmu bukanlah perkara mudah untuk dilupakan

sahabat,
bahwa ada itu adalah sebuah proses
bahwa tiada pun adalah sebuah proses
bahwa ada itu adalah awal
tapi ke-ada-an itu kerana telah ada sebelumnya
demikian pula dengan ke-tiada-an
: telah ada sebelum ada
: telah tiada sebelum tiada
seperti yang pernah kita perbincangkan pada malam itu di sebuah serambi berwarna oranye

selamat beristirahat sahabat
rindu saya kepadamu sepanjang hayat saya
"wahai Allaah Azza Wajalla, ampunilah, rahmatilah, lapangkanlah dan sejukkanlah alam kuburnya; berikanlah tempat yang termulia untuk sahabat saya ini di sisi-Mu ya Allaah, Al - Fatihah"

 : in memoriam Taufik Hidayat Mihardja, wafat Rabu 27 agustus 2014 dalam usia 52 tahun - jabatan terakhir sebelum wafat adalah Pemimpin Redaksi Kompas.com

sumur serambi sentul, 28 agustus 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun