Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Perempuan Pembunuh Malam

12 Agustus 2016   23:04 Diperbarui: 1 April 2017   08:55 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kisah apa lagi yang mesti kutuliskan tentangmu duhai perempuan yang telah membunuh malam?
bukankah cerita yang pernah kutuliskan pada dinding yang telah berlumut itu adalah janji suci seorang perempuan yang lahir dari rahim suci ibunya
"bahwa, inilah malam kesekian yang telah kutunggu sedemikian lamanya, sebagaimana menunggu janji yang pernah terucap yang ingin kuceritakan kembali" katamu
engkau pun bercerita; memaksakan cerita tentang malam sebagaimana malam-malam yang telah kau isi dengan kisah dari dunia alam bawah sadarmu

lalu, bagaimana mungkin ada akhir malam tanpa ada malam yang mengawali?
bukankah kisah itu berawal dikefanaan dan dari ketiadaan?
mungkin, sudah begini titian jalan yang harus kau lalui; jalan yang kau isi dengan tarian-tarian membara yang tak berujung
tapi, menurutku malam seperti ini seharusnya engkau tidak pernah terlihat berdiri dan menari di sini bersama bayang-bayang malam

walau jiwamu ikut menari, sesungguhnya tak pernah ingin kukatakan padamu bahwa hatimu telah mengkaku  
kaku sebagaimana engkau menilai takaran hati yang bersembunyi dikepura-puraan
pun, tak perlu pula kupaksakan agar mata hatimu terbuka lebar-lebar memahami sesuatu yang kuyakini bahwa seperti itulah buah terlarang dan tak terlarang yang tak perlu engkau petik
buah yang sesungguhnya akan membunuh hatimu, perlahan-lahan, kapan saja, di mana saja

sesungguhnya, malam ini ada seperti malam-malam sebelumnya
tapi, mungkin esok, malam seperti ini telah tiada, tidak seperti malam-malam yang pernah ada
seperti yang selalu ingin kuketahui tentang dirimu; tentang keperempuananmu yang selalu bersuci
suci, sebagaimana kapas putih yang terbang bersama awan putih pada puncak khayalmu

: "o, malam!
jiwa ini berseru mengingatkanmu agar mengheningkan diri
hingga akhirnya jiwa ini pun bertanya pada malam, sudahkah engkau siapkan segala sesuatunya tentang hidup yang selalu berakhir di fajar?
sebab perempuan itu sedang mempersiapkan dirinya agar hidup abadi diperaduannya

: hening

(dan daun-daun malam pun gugur satu-satu meratapi perempuan itu; perempuan yang selalu ingin membunuh malam, malam yang tak pernah mati)

â–  sumur serambi sentul, 12/08/2016 â– 
■ ©2016-arrie boediman la ede ■

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun