Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

In The Name of 'Plong'

20 Juli 2016   00:31 Diperbarui: 20 Juli 2016   10:00 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

plong,
akankah terasa plong  
atau inikah bagian akan adanya ke-plong-an  
padahal yang terasa ada plung
plong, plung

ah,
plung yang menipu
plong pun menipu
semakin plong tertipu plung
semakin plung tertipu plong

sementara saksi-saksi palsu
masih bercuap-cuap soal vaksin palsu
padahal orang-orang palsu besama dukungan palsunya telah menyusup diam-diam
di antara obat-obat palsu dan beribu-ribu senyuman palsu
apa boleh buat jika akhirnya plong pun kena plung 

mungkin mesti terpaksa plong
walaupun dengan terburu-buru akhirnya ber-plung, plung, plung
apakah ini kegilaan dalam retorika plong yang kecemplung di panci sipitnya mata?
siapa yang mau peduli? game pokemon go? mungkin,
"le, tole, awakmu ojo plonga plongo toh le!"

ya, si tole mungkin akan plong jika disebut ki joko tole
atau, lupakan saja, itu lebih mungkin baik
kerana ada yang sedang kemaruk pada dunia, pada hidup
bersama geng motor di sebuah republik plong yang diam-diam merambat bersama cabe-cabean
yang plonga plongo, pongah, di meja-meja plong yang dicemplungin di periuk nasi tuan omplong

aih, mungkin benar kata petatah petitih
para tetua-tetua kampung yang memamah sekapur sirih pada ujung akalnya
bahwa dunia memang tak selebar daun kelor
dunia pun tidak seperti kerak telor di emperan kota tua, yakin
ada rindu serambut terbelah tujuh yang plong ter-plung di sana

plong, plong! plung?
hm, masih belum juga benar-benar terasa plong
kerana cinta yang terpatri di tanah yang semakin abu-abu ini belum melahirkan bayi-bayi suci
bayi-bayi yang kelak akan kukirim ke langit  bersama jampi-jampi hong wilaheng sekareng bhawono langgeng
: in the name of plong?

(percoyo?)

(gak ah, malu!)

("sssstttttt!.....")

â–  sumur serambi sentul, 19/07/2016â– 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun