( i )
(rindu pada beberapa malamku yang telah lewat semakin menghamparkan bulirbulir renjana, tak sengaja mencatatkan waktunya pada ruang yang membatu)
wahai malam-malamku, berapa lama mesti kubertahan dalam ruang hati yang mahasempit ini? sedangkan dari samping jendela jiwa pada sisi sebelah kiriku ada tangan-tangan kecil yang semakin erat menggelayutkan cintanya
( ii )
(disepengetahuanku, bahwa sedemikian banyaknya hari yang telah kulalui tanpa malam. semestinya kulupakan kisah yang sengaja dipaparkan pada kegelapan lorong-lorong waktu)
wahai nahkoda kehidupan pada perahu-perahu kertasku, masih lekangkah biduk menuju kehaluan? padahal yang paling kuketahui ada bayangbayang yang menyertakan dirinya pada setiap jejak hidup yang semakin tak berbekas
( iii )
(sesungguhnya, ingin kuteruskan perjalanan ini; namun, tembok yang baru saja terpasang dihadapanku telah menghentikan langkahku pada angka yang memang telah tak terhingga)
duh, guratan jari yang telah tertatah dalamdalam pada tapak yang pias ini, semakin tak mampu mengisahkan kepadaku tentang jarak dan arah
lalu, berkata pada malam yang diam; " wahai malam yang sedang tak bergerak, ajarkan kepadaku cara memahami cinta yang tak pernah terucapkan"
(iv)