yang lebih percaya pada investor daripada memberdayakan potensi rakyatnya
yang menukargulingkan segala yang dipunyainya kepada pihak asing
yang pemimpinnya doyan menumpuk utang luar negeri
yang lebih memilih impor gula dan beras daripada berfikir tentang swasembada pangan
yang harga diri rakyatnya tidak lebih mahal dari harga sebungkus mie instan
: nak, sebentar lagi indonesia telah berganti nama
mungkin, tak perlu lagi engkau ikut menjaga dan berbicara lagi tentang kedaulatan dan kemerdekaan indonesia Â
percuma, kerana indonesia beserta isinya bukan diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyatnya
yang dianggap tidak lebih dari sekadar obyek penderita di antara retribusi pajak yang pelahan-lahan terasa semakin mencekik
nak, hari ini, pandangilah baik-baik tanah indonesiamu yang tinggal beberapa petak ini
sebab hari esok indonesiamu, tanah tumpah darahmu, telah habis terjual!
â– sumur serambi sentul, 21/03/2016 â–
■©2016-arrie boediman la ede â–
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H