[caption caption="il. dearyoti.com"][/caption]kering I
kumulai dengan kata kering
kata yang bersembunyi pada kata keling
padahal yang kumaksudkan kerling
ya, kerling pada sudut mata yang kering
sebagaimana puisi
sebagaimana alif ba ta
yang terpatah-patah
terbata-bata
kering II
bukan cuma sumur
yang mungkin akan mengering
sebab kemarau memanggangnya
padahal hujan yang basah sekalipun
sangat bisa mengeringkan hati
yang sedang berdarah
pada likaliku hidup
luka-luka
kering III
inilah lelaku
pada tonil-tonil
tak bernaskah
tak bersutradara
memorakporandakan kisah shinta
yang membakar sukma-sukma
pada punggung panggung-panggung
siang malam
kering IV
tuan,
ini bukan sekadar kapsul
entah kapsul apa namanya
bukan pula sekadar obat
entah obat apa namanya
kerana yang paling ingin kuketahui
sejak kapan ada kapsul yang di-isi harapan
tentang harapan yang pasti atau yang tak pasti?
kering V
honocoroko
obladi oblada
kueja bait-bait kegelisahan
kujadikan syair-syair
syair yang membangunkan
jiwa-jiwa yang kering
pada ladang-ladang basah
dalam mantra-mantra hong wilaheng
sumur serambi sentul, 03/01/2016
©2016-arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H