Selamat pagi Jingga.. Selamat pagi Pemmi.. Kalian tidur lah, nyenyak dan bermimpi.. aku disini menjaga kalian agar tak seekor nyamuk pun berani menggigit hingga mengusik lelap buaian mimpi kalian. Aku tak bisa kembali ke tempat peraduan dan bermimpi indah. Aku tak bisa berhenti memikirkan setiap ucapan di setiap obrolan kita sepanjang malam ini. Biar jemariku mewakili mulut yang terkunci ini. Biar kupercayakan kata hati menari di di layar monitor kalian nanti, saat kalian membaca ini. Jingga.. Aku pernah menitipkan ribuan kata yang kau minta, KEYAKINAN..ah Jingga maaf aku berdusta! aku membuatmu berpikir bahwa cinta bisa membuatmu bahagia, maka kau harus menanamkan keyakinan dalam cintamu, kau pupuk dengan kesabaran dan kau sirami dengan ketekunan. Aku sendiri tak pernah bisa melakukan itu. Aku tak pernah yakin dengan CINTA yang hanya berbentuk hurup atau kata yang teucap dari mulut saja. Aku mendustaimu sekaligus mendustai hatiku. Tidak! seumur hidupku aku tak pernah melakukan itu. Cintaku tak pernah kupupuk dengan kesabaran dan kusirami dengan ketulusan. Lihat lah... kini hatiku layu sudah, mengering bak dedaunan di musim kemarau, dan siap berguguran. Dan hanya kubiarkan demikian.. Pemmi.. Aku benci melihatmu tegar..aku benci karena aku tak pernah bisa berlaku itu pada cintaku. Aku selalu menyerah kalah kala cinta merayu dengan tawaran nirwana, ah.. aku benci karena CINTA selalu indah di mataku, selalu terasa sejuk kala kusesap, selalu terasa manis saat kucecap. Ya.. memabukkan! Dan aku benci kala kau selalu mengatakan itu..aku benci kau selalu benar dengan kata-kata tajam menusuk relung jantungku. Mungkinkah kau terlalu mengerti bahwa cinta tak ada di bumi ini? Tidur lah kalian, nyenyaklah dalam buaian mimpi.. Aku hanya ingin menyelesaikan bait-bait terakhir untuk epilog cerita CINTA.. Bahwa suatu saat pernah kuikrarkan kata-kata pada udara di hadapanku.. atau tepatnya pada seseorang yang pernah ada di dalam bait-bait pengisi cerita cinta yang sedang kulakoni. Maaf aku tak yakin..apakah itu hanya udara kosong atau nyata bentuk jiwa pada seorang yang memang ada. Bahwa pernah kuikrarkan :"Bila ini cinta, maka selesai sudah aku menanti, bila cinta ini ada padamu, kau lah ujung jalan pencarianku." Ya..itu saja epilog dalam cerita CINTA.. Bagiku jelas sudah.. aku telah menemukan cinta, tapi aneh..aku malah menjadi YAKIN kata-kata yang pernah kutitipkan padamu Jingga..semua benar adanya, cinta hanya bisa kutemukan kala kupupuk dengan kesabaran serta kusirami dengan ketekunan, semakin kuyakin aku bertemu dengan cinta, semakin kutahu aku tak bisa menggambarkannya lagi dengan kata-kata, aku hanya bisa berkata CINTA TELAH KUTEMUKAN. Lalu semakin aneh ketika aku menemukan kebenaran atas apa yang Pemmi kerap katakan, cinta memang tak ada.Benar-benar tak ada. Cinta hanya bayangan maya, kuraih dengan nyawapun dia tak ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H