Medan Zoo, atau yang lebih dikenal dengan Kebun Binatang Medan kini dalam kondisi terpuruk. Banyak hewan mati dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun penulis, setidaknya ada 15 satwa yang mati. Satwa yang mati itu terdiri dari Harimau Sumatera dan Benggala 5 ekor, orangutan Kalimantan 1 ekor, owa Agile 1 ekor, kucing emas 2 ekor, beruang madu dua ekor, bangau tontong sastu ekor.
Penyebabnya, cukup beragam. Ada yang mati karena tidak mau makan, ada juga yang mati karena pneumonia dan renal disease akibat buruknya kondisi kandang yang rusak, dan lembab. Sejak kematian satwa-satwa ini, tak sedikit aktivis lingkungan dan pecinta satwa yang angkat suara.
Bahkan, Alsyad Ahmad, sepupu Raffi Ahmad sempat turun ke Medan Zoo untuk memberikan vitamin bagi Harimau Sumatera. Nahasnya, setelah Alsyad Ahmad turun ke Kebun Binatang Medan, satu individu harimau justru mati. Hal ini memperkuat dugaan masyarakat, bahwa Medan Zoo benar-benar tak terurus. Juru Kampanye Satwa Liar Sumatera (The Wildlife Whisperer of Sumatra) Arisa Mukharliza bahkan bereaksi keras. Dikutip dari detik.com, Arisa turut mengkritisi kepemimpinan Wali Kota Medan Bobby Nasution menyangkut tata kelola Medan Zoo.
Arisa menyoroti soal janji-janji Bobby Nasution untuk memperbaiki kondisi Medan Zoo. Beberapa waktu lalu, mantu Presiden RI yang kini lagi digadang-gadang maju sebagai calon Gubernur Sumut itu sempat berjanji akan merenovasi Medan Zoo. Selama renovasi, kebun binatang kebanggaan warga Kota Medan itu akan ditutup sementara.
Satwa yang ada di dalamnya akan direlokasi. Namun, janji tersebut belum terlaksana. Arisa justru sempat mempertanyakan, jika memang satwa akan direlokasi, mau dibawa kemana satwa-satwa ini. Belum lagi sempat janji itu tuntas, kini Medan Zoo dilanda krisis pakan. Satwa di Medan Zoo dilaporkan tengah 'berpuasa'.
Sejumlah media lokal di Kota Medan pun sempat ramai memberitakan masalah ini. Menurut data yang dihimpun The Wildlife Whisperer of Sumatra, Medan Zoo mengalami krisis pakan sejak akhir Maret 2024. Hal ini terjadi setelah PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia) menghentikan pemberian pakan ke Medan Zoo.
Biasanya, PKBSI memberikan bantuan pakan Rp 3,5 juta perharinya. Dana tersebut digunakan untuk menghidupi sekitar 115 satwa di sana. Setelah bantuan pakan tak berlanjut lagi, Medan Zoo hanya bisa mengeluarkan Rp 1 juta per hari untuk pakan satwa.
"Untuk kebutuhan harimau saja itu sudah tak terpenuhi lagi. Untuk satwa lainnya bagaimana. Jadi, asumsi kita ada beberapa satwa yang puasa dengan total belanja Rp1 jutaan," kata Arisa, dalam pemberitaan detik.com, Minggu (5/5/2024). Melihat kondisi yang kian memprihatinkan ini, sejumlah influencer sempat menggalang dana untuk memberikan donasi pakan ke satwa di Medan Zoo. Penggalangan dana itu tentunya bersifat sementara waktu saja. Pemko Medan, yang dalam hal ini memiliki kewenangan penuh harus memikirkan lebih lanjut bagaimana nasib satwa kedepannya.
Investor dan Saran PKBSI
Berkaitan dengan keberlangsungan operasional Medan Zoo, tentunya perlu ada sokongan dari para investor. Pada Mei 2022 lalu, Sultan Andara, Raffi Ahmad sempat berkunjung ke Medan Zoo. Suami Nagita Slavina itu sempat mengaku akan menjadi investor di Kebun. Pada kunjungannya, Raffi Ahmad berjanji pada Wali Kota Medan Bobby Nasution akan berinvestasi pada Desember 2022. Namun, hingga tahun 2024 ini, belum ada kejelasan mengenai rencana investasi Raffi Ahmad tersebut. Terakhir kali, utusan Rans Entertainment, Rudi Salim sempat berkomunikasi dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Tidak hanya Rudi, ada dua investor lain yang datang pada Maret 2024 kemarin bertemu Bobby Nasution. Dua investor lainnya yakni Raja Sapta Otohari, pengusaha asal Sumut, dan Tommy Hermawan Lo, Founder Dewa United. Terlepas dari usaha untuk mencari investor, Pemko Medan juga mesti mendengarkan saran yang disampaikan oleh PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia).
Sekjen PKBSI Tony Sumampau sempat mengatakan ada tiga poin yang mesti dilakukan Pemko Medan demi perbaikan Medan Zoo. Yakni revitalisasi, perbaikan manajemen, dan pengelolaan satwa. Menyangkut revitalisasi ini, Pemko Medan harus melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap kondisi Medan Zoo, utamanya kandang satwa. Dengan kandang yang baik dan bersih, maka satwa akan lebih nyaman dan tidak gampang stres. Jika satwa mudah stres, ini akan menjadi pemicu satwa mudah sakit dan cepat mati.
Maka dari itu, penting menjaga kondisi kandang dan kebersihannya. Kemudian soal perbaikan manajemen. Ini juga perlu dilakukan. PKBSI menyarankan agar Pemko Medan menempatkan orang-orang yang benar peduli dan paham tentang kondisi dan kebutuhan satwa.
Dengan begitu, ketika terjadi sesuatu terhadap satwa, maka manajemen bisa mengambil langkah cepat dan tepat dalam melakukan tindakan. Terakhir soal pengelolaan satwa. Menurut Tony Sumampau, ini juga tak kalah penting. Manajemen harus paham bagaimana menyejahterakan satwa yang ada di Medan Zoo. Apakah itu menyangkut pakannya, atau berkenaan dengan perkembangbiakannya di Medan Zoo.
Menurut Tony, manajemen perlu mengantisipasi kondisi satwa yang kesepian. Satwa yang kesepian tanpa pasangan atau kawanan akan lebih mudah stres. Jika hewan sudah stres, ini akan memperburuk kondisi satwa. Sehingga juga penting memperhatikan kondisi mental satwa, selain kesehatan fisiknya.
Kedepan, agar satwa di Medan Zoo tetap bertahan dan sewat, saran PKBSI ini patut dijalankan. Agar Medan Zoo kelak tak hanya sekadar tinggal nama dan menjadi sejarah kelam akibat banyaknya satwa yang mati karena tata kelola yang kurang maksimal.(ray)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H