Kabupaten Demak, Desa Banyumeneng (18/01/2022) – Ilmu Sejarah sering dianggap sebagian orang adalah ilmu yang banyak menghafal, berat dan membosankan. Hal ini juga dialami oleh mayoritas anak-anak yang mempelajari ilmu sejarah, salah satunya adalah anak-anak di Desa Banyumeneng Dukuh Krajan Lor.
Menurut Kepala Desa Banyumeneng bernama Bapak Muntahar Mengatakan anak-anak di Dukuh Krajan Lor pendidikannya kurang diperhatikan oleh orang tua mereka, hal ini disebabkan karena mayoritas orang tua anak-anak di dukuh tersebut bekerja dari pagi hingga menjelang petang. Hal ini juga diperburuk dengan keadaan pandemi Covid-19 yang membuat anak-anak harus belajar secara terbatas di sekolah. Mereka yang belajar selama kurang lebih enam jam dari hari senin hingga kamis dan 4 jam di hari jumat dan sabtu, kini di era New Normal mereka belajar 3 jam setiap hari dan sisa waktu mereka banyak digunakan untuk bermain. Sehingga, pengawasan pendidikan belajar mereka berkurang.
Selain itu, anak-anak di daerah tersebut kurang mengetahui sejarah daerah mereka sendiri, bahkan sejarah Kota Demak kelahiran mereka sendiri mereka tidak tahu. Anak-anak juga belum biasa belajar secara mandiri, terlebih pelajarannya adalah membaca banyak tulisan seperti ilmu sejarah.
Melihat kondisi permasalahan tersebut untuk menumbuhkan minat kesukaan anak-anak terhadap ilmu sejarah Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP dari Progam Studi Ilmu Sejarah yang bertempat di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak melakukan Inovasi Model Pembelajaran Sejarah Kreatif dengan menggunakan buku bergambar para tokoh-tokoh sejarah. Dengan adanya buku bergambar para tokoh-tokoh sejarah Indonesia, anak-anak tidak perlu menghafal banyak tulisan tetapi cukup melihat gambar tokoh tersebut, dengan melihat gambar tokoh tersebut maka anak-anak sekaligus dapat mengetahui nama tokoh, asal tokoh, sejarah singkat hidup tokoh tersebut, dan hal yang terkenal dari tokoh tersebut.
Akan tetapi, anak-anak perlu belajar secara rutin dalam menerapkan model ini, tidak hanya para tokoh bergambar sejarah, anak-anak juga dapat menerapkan model pembelajaran ini pada gambar-gambar sejarah lain seperti transportasi, bangunan, dan lain sebagainya yang memiliki bentuk.
Model pembelajaran sejarah kreatif ini juga didukung oleh para orang tua anak-anak di Dukuh Krajan Lor. Menurut Bu Diah salah satu orang tua anak di Dukuh tersebut mengatakan “Saya merasa terbantu dengan kegiatan KKN dari UNDIP ini, hal ini juga ditambah karena anak-anak sebelumnya belajar secara online dan pada masa sekarang sekolah mereka jam nya berkurang karena masih pandemi, sehingga waktu belajar mereka berkurang”.
Harapan orang tua anak-anak Dukuh Krajan Lor Desa Banyumeneng mengenai kegiatan KKN ini adalah agar kegiatan membantu anak-anak dalam belajar dilaksanakan lebih sering, hal ini mengingat orang tua anak-anak banyak yang bekerja, sehingga mereka tidak setiap waktu dapat memantau proses belajar anak.
Penulis: Arravi Rizal Firmansyah (S-1 Ilmu Sejarah 2018)
Dosen Pembimbing Lapangan: Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D
Lokasi KKN: Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H