Burung Dodo (Rephus Cucullatus), salah satu hewan vetebrata yang tidak bisa terbang karena tulang dadanya tidak bisa menunjangnya untuk terbang. Beberapa ahli biologi menuturkan bahwa burung ini kehilangan kemampuannya untuk terbang karena tidak memiliki pemangsa. Sehingga tubuhnya pun beradaptasi, menjadikan sayapnya jadi lebih kecil dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Bagi sebagian orang, akan terdengar asing dengan spesies hewan yang satu ini. Bagaimana tidak? Burung ini telah punah antara pertengahan sampai akhir abad ke-17, sekitar 300 tahun lalu. Apa yang menyebabkan kepunahannya? Tak lain adalah aktivitas manusia.
Sebelum dipastikan punah, banyak sekali mitos mengenai burung ini. Pada abad ke-19, dilakukan penelitian tentang burung Dodo, berdasarkan sisa-sisa tengkorak kepala kering, satu-satunya jaringan lunak burung Dodo yang masih ada.Sampai akhirnya sebuah penelitian tahun 2013 lalu justru membuka fakta baru. Harry Higginson dan George Clark menemukan fosil burung Dodo pada tahun 1865.
Kisah dari burung ini baru saja terungkap. Burung yang tidak bisa terbang ini merupakan spesies endemik Mauritius, sebuah pulau di timur Madagaskar, Samudra Hindia. Memiliki bulu keabu-abuan, paruh sepanjang 23cm dengan ujung bengkok, sayap yang sangat kecil, kaki kuning yang kuat untuk menopang berat tubuhnya sehingga bisa bergerak dengan gesit, dan seberkas bulu keriting di bagian ujung belakangnya. Burung Dodo adalah unggas yang sangat besar dan gemuk, dengan berat sekitar 23kg.
Burung dodo, burung pintar yang menjadi simbol kebodohan. Burung ini dinamakan Dodo oleh para pelaut yang berarti kebodohan dalam istilah Portugis. Spesies hewan ini hidup terisolasi di Mauritius selama jutaan tahun, mereka tidak mengenal pihak asing sehingga tidak takut akan kehadiran para pelaut yang akan memburunya.
Padahal, ketidaktakutan dan ketidakmampuannya terbang ternyata menjadi ancaman bagi kehidupan hewan ini. Burung setinggi satu meter itu punah karena kehadiran para pelaut yang menjadikannya bahan makanan, dan anjing, kucing, babi, serta monyet yang memakan telurnya berkoloni di Pulau Mauritius, Afrika Timur pada abad ke-17.
Saat ini para ilmuwan dan pakar biologi percaya bahwa burung Dodo dapat dibangkitkan kembali dengan cara kloning. Namun, belum ada yang tahu apakah cara itu akan berhasil atau tidak.
Banyak hewan yang mungkin beberapa tahun lagi akan punah karena ulah manusia, seperti pemburuan liar atau hilangnya habitat mereka akibat kerusakan. Ambisi manusia telah menyebabkan banyaknya hewan punah di dunia. Saat ini, perilaku manusia sangat penting untuk membantu pelestarian ekosistem dan perbaikan perlindungan alam.
Manusia merupakan spesies yang bertahan dengan cara aktif mengubah lingkungannya. Dalam perubahan tersebut, jelas akan ada mahluk hidup yang tersingkirkan dari habitatnya dan mungkin akan punah. Padahal, membiarkan hewan punah juga bisa memengaruhi perekonomian dunia.
Jadi, alangkah baiknya hewan langka dilestarikan agar bisa menjadi bahan edukasi untuk lebih mengenal keanekaragaman spesies hewan. Selain itu, manusia juga membutuhkan mereka, walaupun tanpa disadari bahwa keberadaan mereka sangat berguna untuk kehidupan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H