Â
 Membicarakan "Seni Memahami" berarti kita sekaligus berbicara tentang buku F. Budi Hadirman dan tentu saja Schleiermacher. Buku "Seni Memahami" ini menyajikan isu-isu penting dalam hermeneutik modern, maka yang dikaji sudah tidak sekedar pada teks-teks otoritatif dan kitab suci semata.ÂDalam buku ini juga menyajikan beberpa tokoh dan pemikirannya mengenai hermeneutik, sehingga pembaca mendapat kesan yang mendalam dalam membaca setiap babnya. Hal menarik lain dari buku ini adalah tata bahasa yang sistematis dan mudah dipahami, kemudian kita disajikan dengan ilustrasi yang bagus, dan di setiap akhir bab kita disuguhkan dengan tabel yang berisi ringkasan penting dari pemikiran tokoh yang kita bahas.
Frederich Daniel Ernst Schleiermacher atau yang sering kita kenal dengan Schleiermacher merupakan tokoh yang sangat terkenal dalam bidang hermeneutika. Lahir pada tanggal 21 November 1768 di Breslau, Polandia. Ia memiliki minat dalam studi filsafat, teologi dan fiologi.Â
Menurut Schleiermacher, hermeneutika adalah sebuah teori tentang penjabaran dan interpretasi teks-teks, hermeneutik adalah sebuah seni. Schleiermacher juga dijuluki sebagai "Bapak Hermeneutik Modern" dan ia meninggal dunia di usia 65 tahun pada tanggal 12 Februari 1834.
Apa itu "Seni Memahami"? Seni menurut Schleiermacher merupakan suatu kemampuan atau kepiawaian untuk memahami kealahpahaman. Hal ini memberi pandangan bahwa memahami secara spontan berbeda dengan memahami dengan suatu kemampuan atau kepiawaian.Â
Kita dapat membayangkan, dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang berkumpul dengan teman tongkrongan misalnya atau satu circle, sefrekuensi maka pemahaman satu dengan yang lain dapat muncul secara spontan. Artinya, satu dengan yang lainnya tidak membutuhkan upaya yang sulit untuk memahami. Karena antara satu dengan lainnya telah berada dalam satu lingkup dan memiliki kesepemahaman itu sendiri.
Maksud "memahami" bukan merupakan suatu aktivitas memahami secara spontan. Seni memahami dibutuhkan ketika ketaksepahaman berada pada lingkup hubungan antar tiap individu. Hal ini biasanya terjadi diantara orang-orang yang berbeda agamanya, berbeda latar sosial atau antara orang asing dengan penduduk asli.Â
Itu yang juga saya alami dalam dunia perkuliahan, saya seringkali tidak paham tentang apa yang dibicarakan teman saya yang dari Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Lampung karena saya orang Yogyakarta. Jika mereka menggunakan bahasa daerah masing-masing maka antara saya dan teman saya memunculkan ketaksepahaman, karena tidak memiliki konteks pemahaman atau interpretasi yang sama dalam ruang lingkupnya.
Hermeneutik Schleiermacher bukan bertolak dari kesepahaman, melainkan kesalahpahaman antara penulis, teks, dan pembaca. Â Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pikiran atau gagasan seorang penulis dengan teks yang ditulis secara mendalam dapat mengungkapkan makna keseluruhan pikiran dan gagasannya? Hal ini yang ingin dipecahkan oleh Schleirmacher.Â
Menurut Schleiermacher, jelas terdapat kesenjangan antara penulis dan teks yang ditulis dan hal tersebut juga mempengaruhi pemaknaan pembacanya. Kesalahpahaman tersebut disebabkan karena adanya kesenjangan waktu antara penulis, teks dan pembaca. Dengan demikian, menurut Schleiermacher, teks perlu dipahami tanpa melibatkan prasangka subjektif agar dapat mengatasi kesenjangan tersebut.
Untuk mengelola kesenjangan tersebut, Schleiermacher memiliki pandangan bahwa pembaca tidak hanya masuk dalam dunia teks saja tetapi juga masuk dalam "dunia mental penulis". Mental ialah situasi atau kondisi penulis saat menghasilkan tulisannya. Ada dua metode yang ditawarkan untuk mengatasi hal ini, yang pertama, dengan cara interpretasi gramatis (untuk memasuki dunia teks) dan interpretasi psikologis (untuk memasuki dunia mental penulis).