Padahal tidak sulit lho, mengumpulkan sampah bekas sendiri/kelompok, lalu dibawa turun lagi untuk dibuang ke tempat sampah. Hanya.. ya.. itu tadi, sulit menumbuhkan kesadaran diri padahal sudah diwanti-wanti oleh petugas sejak awal mendaftar mendaki.
Mendaki Gunung Gede Sekarang Lebih Ribet karena Urus Ini Itu, Kenapa Ya?
Alkisah teman saya mbakpaw yang mengurus pendaftaran dan simaksi ke Gunung Gede.
Sekarang ternyata, pendaftaran dilakukan secara online tapi harus tetap datang juga ke pos petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Cibodas untuk melengkapi syarat pendaftaran dan pembayaran. Â
Jadi masing-masing pendaki diberi form "Barang-barang yang Menghasilkan Sampah" yang harus diisi. Di Pos Simaksi juga akan diperiksa lagi. Hati-hati juga dengan calo di awal-awal pendakian. Pemeriksaan kelengkapan anggota kelompok dan perlengkapan usahakan di tempat yang sudah ditentukan saja ya. Jangan lupa, minta bantuan orang lokal sana untuk memudahkan komunikasi.
Selain itu, masing-masing pendaki harus membuat surat keterangan sehat. Usut punya usut ternyata pernah ada kejadian yang tidak mengenakkan sehingga petugas sekarang memberi aturan yang lebih ketat.
Tapi, dijalani saja sob, pengalaman itu guru. Tapi monmaap, kayaknya bagi saya cukup sekian dan terima gaji, eh terima kasih deh, saya ndak sanggup lagi jika harus remedial ke Gunung Gede. He he he. Tapi... Â Alhamdulillah sudah dikasih kesempatan melihat panorama padang edelweis alun-alun Suryakencana.
Gunung Gede, Di Mana?
Bisa motoran (kalau kuat), bisa juga sewa tronton kayak kelompok kami bisa juga bawa mobil pribadi/rental. Insya Allah di sana sudah banyak tempat penitipan kendaraan. Hanya, sekali lagi hati-hati dengan pihak yang asal memungut bayaran, kalau bisa, sebelum jalan, tanya detail dulu sama orang lokal sana yang bisa dipercaya.
Pokoknya ini adalah pendakian tercihuy bagi kami.
Ingat-ingat saja, Sob intinya dari setiap perjalanan adalah: Ribet itu risiko. Pengalaman itu Niscaya.
Salam Pejalan,
Arra Itsna Yusuf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H