Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Gede dan Kisah Pendakian Tercihuy

24 Oktober 2019   21:42 Diperbarui: 24 Oktober 2019   22:35 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, selagi ibuk-ibuk memasak, dan bapak-bapak minum kopi, kami berfoto di sekitar alun-alun Suryakencana. Matahari memang sudah terik, tapi hawa dingin tetap menusuk, ditambah angin kencang yang membawa debu tanah pegunungan.

And you know what, Di setiap pos itu ada warung. Di alun-alun Suryekencana juga ada. Tapi memang harga makanan dan minuman yang dijual mahal. Ya.. kebayang sih mereka harus bawa seabreg barang dagangan ke ketinggian demi memudahkan urusan perut para pendaki.

Muncak?
Sementara yang lain tak ada yang berniat muncak, Dhebay dan Tegar melakukannya. Kaki-kaki para anak muda itu rupanya masih kuat melakukan pendakian ke puncak Gunung Gede.

Setelah sarapan dan foto-foto, bongkar tenda, pukul 09.00 WIB kami turun. Kali ini formasinya sedikit berubah. Tapi saya masih juga berada di posisi kelompok yang tengah.

Kelompok yang sampai duluan adalah Ummi, Pak Wowo juga Kak Nugrah dan Rantisi. Saya, Bu Puspa, Mamake, Mety, Ina, Kak Hani, Kak Hasi, Kang Lilik dan Kang Baskom tiba setelahnya disusul Mbakpaw, Bu Wido, Bu P, Pak Awang, Dhebay, Tegar, Agip, CR, yang tiba pukul kurang lebih pukul 10 malam.

Ternyata, semua hampir mengalami kelelahan yang serupa, hampir menyerah,  menolak berjalan. Tapi ya mau tak mau harus terus dikuat-kuatkan. Untungnya perjalanan kelompok belakang dibuat lebih hidup dengan rangkaian wejangan dan kisah lucu yang digulirkan Pak Awang.

Sopir tronton yang sedianya sudah menjemput kami untuk kembali ke Bekasi pukul 09.00 terpaksa harus menunggu lebih lama dan kelihatannya agak kesal sih. he he... Tapi ya mau bagaimana, perkiraan turun gunung semua bareng kan nggak bisa diprediksi juga.

Tapi alhamdulillah semua bisa pulang dengan selamat meskipun ada drama sopirnya ngantuk dan bawa mobilnya agak "ugal-ugalan". Ngeri, deh, tapi alhamdulillah kami semua selamat sampai tujuan.

Ya, setibanya di Bekasi kami jadi bertukar cerita. Bagaimana kami mengalami kelelahan melalui jalur baru saat naik dan kesan melalui jalur lama gunung Gede saat turun. Bagaimana kami melalui perjalanan malam dan lain sebagainya.

Alhamdulillah... semua perjalanan ada hikmahnya. Baper-bapernya ada, lucu-lucunya banyak. ribetnya juga pasti lebih banyak.

Ingat ya... Alam Bukan Tempat Sampah Raksasa

dok. pribadi
dok. pribadi
Tidak bisa dipungkiri memang, di mana ada aktivitas manusia, di situ ada sampah. So, jangan heran jika di sepanjang jalur pendakian hingga ke Surken bahkan hingga ke puncak, banyak sampah (terutama sampah plastik) berserakan. Ada yang dibuang begitu saja di semak-semak, ada yang ditumpuk di pojok-pojok pinggir bukit Surken dan lain-lain. Rupanya kesadaran para (yang konon) pencinta alam menjaga kebersihan dan kelestarian alam, masih sangat kurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun