Apakah iya kebijakan pelonggaran pemakaian masker mengakhiri pandemi covid-19 dan mencegah penyebaran wabah penyakit lain?
Beberapa waktu telah berlalu semenjak Presiden kita, Jokowi Dodo mengeluarkan kebijakannya yang merupakan sebuah kabar baik bagi khalayak ramai sehingga sekarang kita dapat melonggarkan penggunaan masker yang dimana hal ini merupakan tanda bahwa terdapat penurunan kasus COVID-19 di Indonesia. Namun sayang, saat itu kebijakan ini tidak dapat berjalan lama.
Kemunculan subvarian COVID-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sangat tidak disangka ini diperkirakan dapat menyebar lebih cepat daripada varian COVID-19 yang sebelumnya telah menaklukan banyak manusia. entah, tidak terbayang bagaimana dampak yang bisa muncul dari penyebaran subvarian baru Omicron ini pada saat itu.
Kasus Omicron varian BA.4 pertama kali muncul di Indonesia pada 6 Juni 2022 yang dimana teridentifikasi pada seorang yang telah divaksinasi dua kali, dan pada kasus ini, infeksi Omicron sama sekali tidak menunjukkan gejala. sedangkan Orang yang terinfeksi Omicron varian BA.5 kebanyakan telah menerima vaksin booster. semenjak kemunculan subvarian ini, kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali meningkat menjadi lebih dari 6 juta kasus baru dengan penambahan sebanyak 1.985 kasus baru dengan angka kesembuhan sebanyak 5.904.825.
Lalu bagaimana dengan hasil dari kebijakan pelonggaran pemakaian masker yang di buat oleh Jokowi selaku Presiden Republik Indonesia? kebijakan ini kemudian dievaluasi kembali dan peningkatan kasus positif di indonesia menjadi sinyal bagi kita untuk terus memperketat protokol kesehatan dan terus berharap agar semua orang dapat bertanggung jawab dalam menjaga dan melindungi diri mereka sendiri dan juga orang lain di sekitarnya.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, menyatakan, "bila dibandingkan jumlah pertambahan dengan jumlah penduduk di indonesia memang tidak tinggi, namun hal ini tentu menjadi peringatan yang perlu kita waspadai dan diwaspadai" katanya dalam rilis media yang dikeluarkan oleh Sekretariat Presiden.
Meskipun pandemi COVID-19 masih belum berakhir, munculnya cacar monyet membuat dunia heboh, kejadian ini juga menarikÂ
Perhatian internasional dan mendorong WHO untuk mengeluarkan pernyataan. cacar monyet adalah penyakit disebabkan oleh virus monkeypox. penyakit ini menyebabkan demam, sakit kepala, sakit bibir, nyeri punggung, menggigil, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelesuan.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa virus dapat menyebar melalui kontak fisik, meskipun sangat jarang terjadi antara seorang manusia dengan manusia lainnya. virus monkeypox juga dapat menular melalui darah, zat yang tercemar, hingga cairan tubuh.
Dengan melihat keadaan yang saat itu terjadi, hal ini tentunya harus dapat mendorong kita untuk tetap waspada dan terus mengambil tindakan pencegahan melalui penerapan hidup bersih dan sehat di mana pun kita berada. sangat penting juga untuk terus melengkapi vaksinasi kita karena hingga saat ini COVID-19 masih aktif menyebar melalui banyak celah-celah yang tidak kita prediksi. kita hanya bisa berharap semoga dengan kesadaran dan tanggung jawab yang kita mulai dari diri kita sendiri dapat membuat indonesia bisa bangkit kembali seperti sediakala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H