hari ini aku bener-bener kecewa dengan layanan mahasiswa di fitk.
kampus yang megah dengan sarana dan insfratruktur mendekati komplit, serta segepok iming-iming bagi masyarakat melalui slogan, visi, dan obral-obral promosi yang menggiurkan.
bagiku, kampus yang terlihat megah, juga diikuti dengan berbagai kemudahan, terutama layanan bagi pengguna/ mahasisiwa, entah sisi administrasi, akademis, dan tetek-bengek lainya....
beberapa kali (sangat sering lebih tepatnya), saya mendengar tentang berbagai keluhan mahasiswa. saya pikir itu hanya karena masalah yang datang dari mahasiswa yang bersangkutan. apalagi dua tahun terakhir, fakultas yang bersangkutan sudah mengantongi sertifikat ISO dan SMM. hmmm..... nggak jaminan bro,,,,
selama mengikuti perkuliahan, setiap akhir semester, semua mahasiswa harus ngubek-ubek dosen minta nilai hasil uas untuk di up-date ke IP. hal semacam ini sepertinya sepele, tapi betapa ini menunjukkan betapa buruknya layanan bagi kami. masalah lain yang bikin cenut-cenut adalah masa pembayaran. tenggat waktu yang diberikan untuk melunasi biaya pendidikan sangat singkat, bila terlambat langsung hajar denda saja.... (nasib wong cilik).
Diakhir studi, semua mahasiswa harus mengikuti PPKT/KKN, hmm.... nyatatanya dosen yang diberikan tugas membimbing mahasiswa yang bertugas nggak ada yang melakukan perannya sebagai pembimbing, kami seperti anak ayam kehilangan induknya pak... buu.....,
hari ini kejengkelanku seperti busa detergen waktu mencuci. bagaimana tidak?, akhir juli yang lalu saya mengajukan proposal penelitian. menurut keterangan pengelola jurusan, setiap tengah bulan dan akhir bulan proposal yang masuk diproses untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. namun setelah saya tunggu sampee jenggot dua kali cukur, proposal tersebut belum diberikan konfirmasi (ditolak/di-acc). sementara yang mengajukan pada pertengahan bulan agustus sudah di acc semua. adilkah ini??? aku harus bilang apa pada perasaanku yang semakin kacau balau.
dari sini saya tahu, bahwa masalah pendidikan bukan hanya pada mahalnya biaya pendidikan, akan tetapi "betapa lambannya layanan" sehingga sekian dari mereka harus menjadi korban. dan yang paling memprihatinkan adalah habisnya masa studi (DO).
ciputat, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H