Mohon tunggu...
Aromatic Cholist
Aromatic Cholist Mohon Tunggu... -

Direktur, Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (BAKORNAS-LAPENMI)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sarjana Ini Telah Mati, Bunda

24 November 2011   20:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

belum hilang ingatanku peringatan mei berdarah  salah satu kampus di makassar

yang selalu di agung agungkan oleh aktivis makassar… caci maki bagi aparat selalu terucapkan dari tiap orator orator jalan yang hari itu mengenang perjuang masiswa dulu,.saya masih sempat melihat beberapa vidio yang di unduh lewat youtube…emang perlakuan aparat waktu itu begitu tidak manusiawi. belasan mahasiswa tak bersalah menjadi korban kekerasan.

namun itu hanya sebuah peringatan yang selalu terulang. hanya beda subyek pelaku, gak ada bedanya dengan apa yang terjadi akhir akhir ini. konflik antar mahasiswa bahkan lebih parah. sangat disayangkan perlakuan ini gak ada bedanya dengan apa yang dilakukan aparat. kenapa dunia akademik seperti ini, apakah aku harus belajar di kampus seperti ini….???

apa yang hilang dari kampus ini….?

kenapa ku harus melangkah kembali dan bertanya … haruskah aku kuliah ….? saat tempat perkuliahan tidak mengajarku tuk menjadi manusia,..melainkan menjadi robot robot pekerja industri-industri besar… bunda mengapa engaku memaksaku tuk sarjana, saat indeks nilai hanya sekedar hiasan ijazah belaka….!!! aku tau ….kau marah padaku akibat beban kuliah yang begitu besar , saat aku belum sarjana.

namun ….. sarjanaku telah mati bunda,…dalam ruang hampa ijazah yang tidak mampu menilai seberapa berilmu anakmu ini. dimana tawuran telah menjadi sesuatu yang biasa, dan kau tahu …… aku kehilangan diriku.karna kampus ini tidak mengajarkan siapa diriku ini…..

jiwa ini seolah mati bersama sarjanaku nanti,, hanya jasadku yang bermain seperti robot dengan kekosongan dan pembodohan sistematis dari penguasa negeri ini….. maafkan saya bunda.hari ini ku tak bijak memaknai permintaanmu….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun