Beberapa jam yang lalu, Ibu-ibu  baru saja  merayakan Natal. dengan berdandan rapi  berbaris membacakan Liturgi, Sakral dan suasananya terasa Damai. Pada saat seperti ini Kaum Bapak wajib menghadiri, merayakan Natal bersama dengan warga jemaat yang lain.Â
Meski acara ini hanya dirayakan sekali dalam setahun, masih ada juga suami yang tidak mau menghadiri dan menyaksikan istrinya tampil. Terlepas dengan berbagai  macam alasan . Bahagia itu sebenarnya sederhana, tidak harus mahal, yang penting ihklas,sepaham dan sepemikiran. Kaum Ibu  sudah seharusnya  disanjung dan dihargai, sebab tugas dan tanggungjawabnya sebagai ibu tidak tergantikan oleh kaum Bapak.Â
Pekerjaan Bapak boleh dilakukan Seorang Ibu, Namun Pekerjaan Ibu belum tentu semua dapat dikerjakan Kaum Bapak.  Saluran Kasih Ibu yang begitu tulus untuk keluarga patut diapresiasi. Walaupun cerita ini nyaris tidak bersentuhan dengan kalimat pembuka diatas,  tapi kisah ini adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan  Sehingga dengan inspirasi tersebut, maka Kaum Ibu selayaknya harus ditempatkan pada posisi sebagai RATU.  keteguhan dan keuletan seorang Ibu yang dalam hal ini saya tampilkan ibu saya sendiri, layak menjadi contoh dan teladan. Â
Oh ya, perlu diketahui Ibu saya adalah sosok sederhana yang pada zamannya tidak mengenal alat-alat kecantikan.hingga sekarang masih terlihat cantik dengan keriput-keriput manisnya. Mungkin saya akan lebih tepat menggunakan produk  anti - aging h disaat event ini berpihak kepada saya. Hehehehe.........
Maka dengan segala hormat, Saya tutup cerita ini dengan Ucapan  " Selamat Hari Ibu " buat ibu-ibu tangguh. Dan Selamat Hari Natal buat  Ibu -- Ibu  yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H