Mohon tunggu...
Arolina Sidauruk
Arolina Sidauruk Mohon Tunggu... Pengacara - Waktu itu sangat berharga

Bagai menegakkan benang basah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arti Lirik Lagu "Borhatma Dainang"

4 Juli 2022   18:48 Diperbarui: 4 Juli 2022   18:56 4673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Batak yang rajin mengikuti pesta adat perkawinan pasti sudah sangat sering mendengar lagu " borhatma dainang" yang dipopulerkan Viktor Hutabarat. Sepintas lagu ini, serupa dengan lagu yang melankonis yang lain,bila dimengerti dan diresapi kita pasti terharu mendengar nya.

borhatma dainang ( berangkat lah putriku sayang). tubuan lakkak ho inang,tubu sikkoru.( Tumbuhlah kulit kayu pada pohon enjelay) horasma dainang (selamat berbahagia putriku.) tubuan anak ho inang,tubuan boru ( semoga kelak lahir anak mu laki dan perempuan ) horasma dainang ( selamat berbahagia putriku tersayang) ditonga dalan nang dung sahat ro di huta ( diperjalanan maupun sesudah sampai di rumah mu yang baru).

unang pola marsak ho (jangan bersedih) ai tibu do au ro (aku akan segera kembali) sirangpe au sian ho (walaupun kita berpisah)tondikki gumonggom ho ( jiwaku selalu menyertaimu ) 

mekkel ma dainang ( tertawalah putriku sayang) sai unang tumatangis ho martutukhian ( jangan lah menangis terus) ingot martangiang ( tetap lah berdoa) asa horas hamuna lao Nang na tinggal ( supaya kalian tetap sehat,berbahagia baik yang pergi  maupun yang kalian tinggal kan )

lagu ini biasanya dinyanyikan ketika orang tua pengantin perempuan akan mangulosi putri dan menantu nya,akan ada linangan airmata bahagia,karena lagu ini mengandung bawang. Kedua orang perempuan akan berputar mengitari pasangan yang baru menikah 3 x menurut adat Batak.  Pemberian ulos  ini memiliki makna bersamaan dengan pemberian doa restu agar kiranya pengantin diberikan kebahagiaan dan keturunan. Artinya orang tua perempuan telah iklhas menyerahkan Putri (boru) mereka kepada suaminya. Selanjutnya menantu nya akan diberikan mandar hela (sarung). biasanya mandar ini akan dipakai kaum bapak ketika marhobas ( mempersiapkan) dalam suatu pesta adat Batak. Hal ini dimaknai bahwa pengantin pria bukan lagi lajang, melainkan sudah berstatus sebagai pihak boru ketika menghadiri pesta adat atau acara dukacita .wajib marhobas.

orang tua mana yang tidak senang ketika putra putrinya menikah dengan acara adat, bahkan di negara kita yang beragam suku dan budaya ini. Pasti berbeda-beda adatnya.khusus adat Batak hampir seluruhnya mempunyai kesamaan, kalau pun ada perbedaan tidaklah terlalu merusak acara yang akan dijalankan. 

masih banyak acara adat Batak lainnya yang belum dipahami oleh masyarakat luas.tapi saya hanya membawa kita ke suasana alam bawang yang mengandung kesedihan dan kegembiraan.

salam sehat dan horas, horas,horas..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun