Mohon tunggu...
Arolina Sidauruk
Arolina Sidauruk Mohon Tunggu... Pengacara - Waktu itu sangat berharga

Bagai menegakkan benang basah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita tentang Tua dan Kaya

20 Juni 2022   12:44 Diperbarui: 20 Juni 2022   13:12 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikalangan anak-anak muda yang masih produktif menghayal kan bagaimana bisa cepat kaya, yang ASN misalnya,, ketika SK CPNS sudah ditangan, esoknya dia langsung ke Bank untuk mendaftar kan SK nya untuk bersekolah ditempat itu dalam jangka waktu 5 tahun, S1? Dulu...S1 memang 5 tahun,tapi sekarang kan 3,5 tahun..jadi ditambah 2 tahun bisa menjadi S2.ini nyata dan aktual.dengan uang yang diperoleh dari situ, dia bisa mencicil rumah. 

Untuk jangka waktu 15 tahun, sisanya nanti dulu...bisa lunas maju. begitu seterusnya. untuk mengurus administrasi naik pangkat reguler bisa pinjam sebentar ke pihak Bank, supaya nanti pinjamannya bisa bertambah juga.

Contoh berikut nya ketika si CPNS ingin  beli mobil,,, alasan untuk menunjang karir. masuk diakal memang, cuma pertanyaan nya, untuk hidup sehari-hari bagaimana?apakah di subsidi terus dari orang tua,atau tebar pesona kepada cewek yang berduit?sangat berbeda dengan PNS dizaman sebelumnya. mereka cukup bangga bisa PNS dengan gaji yang pas-pasan,kerja keras dan merangsek naik pangkat secara reguler.semuanya dengan penuh kesabaran.

Hidup dimasa sekarang harus bisa menjaga marwah, sebagian dari kita sudah pasti mengalami nya, apalagi yang sudah senior,sudah banyak melewati pahit getirnya kehidupan , dengan berbekal keyakinan dan ketekunan dalam bekerja pasti kehidupan yang  mapan sudah ditangan. Terkadang junior sering salah membedakan mana yang keinginan dan mana yang menjadi kebutuhan.walaupun pada akhirnya falsapah ini sudah merasuki semua usia.

Apakah ukuran "kaya"?

Bagi sebagian orang,kaya itu punya rumah beberapa unit,mobil gonta ganti,bisa healing setiap Minggu, makan di restoran yang mahal-mahal, tabungan merjibun di setiap bank.pertanyaannya, bahagia kah orang seperti itu??

Kaya menurut orang yang sudah terbiasa kaya adalah,bisa berbagi kepada saudara- saudara nya.berbagi kepada orang lain yang memerlukan bantuan, rohaninya utuh, tidak perlu harus gembar gembor untuk menjadi terkenal dan dihormati.

Bagi seorang pensiunan PNS, sangat lah berbahagia ketika terlepas dari jerat utang, anak-anak sudah bekerja, rumah tidak mengontrak lagi, bisa berkebun untuk kebutuhan dapur ( menanam sayuran, cabai,tomat) atau membuat kolam memelihara ikan, bisa mengikuti adat,pesta tetangga dan kegiatan rohani yang lain.

Menjadi teladan bagi orang lain

Tua sebelum kaya,kalimat ini sangat menjebak,sembari tersenyum saya membaca.harusnya kalimatnya berbunyi "kaya sebelum tua" supaya alur ceritanya bisa lebih berkembang.jika  tua menjadi kaya artinya ketika masih muda dia harus berusaha menjadi kaya, dengan menghalalkan segala cara. 

Tapi kalau kaya sebelum tua artinya seseorang memang sudah kaya dari sononya, sehingga disaat tua pun dia tidak merasa terbebani untuk harus kaya. 

Seyogianya seorang senior harus bisa menjadi teladan bagi orang lain terutama bagi para junior baik tentang hidup sederhana dan bagaimana menguasai hati untuk tidak terlalu berambisi dalam meraih sesuatu. teladan bersikap, berbicara dan bertindak. (Kalau tidak bisa se sempurna itu, berharap jangan menjadi bahan gunjingan bagi junior . kurang etis ketika masih aktif sikap kita sangat arogan,maka ketika usia senior kita malah tidak dianggap menjadi apapun)

Teringat kepada para junior yang mempunyai tujuan harus menjadi kaya,hidup nya pasti serba terpaksa, terpaksa  memiliki yang belum saatnya untuk dimiliki, terpaksa harus dihormati padahal belum terhormat. intinya semuanya serba kepura-puraan. 

Berniat menjadi kaya boleh saja dan itu wajar, namun kita harus bisa mendesain hati kita  dengan iman, impian menjadi kaya adalah impian semua orang yang sehat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun