DALAM sepak bola, kualitas pemain, pelatih, dan taktik menjadi unsur kunci dalam keberhasilan sebuah tim. Namun, unsur lainnya seperti petugas perawatan lapangan juga memegang peran penting. T
anpa mereka, latihan maupun pertandingan tidak akan berjalan dengan baik. Lewat tangan dingin mereka, kualitas rumput dan kelayakan lapangan bisa tetap terjaga. Karena itulah, lapangan sepak bola di dunia hingga nasional memiliki petugas khusus yang merawat rumput dan lapangan. Di Unesa pun demikian, ada sosok Sutikno di balik kelancaran dan kesuksesan tim Unesa FC baik dalam latihan maupun pertandingan.
Sutikno memang hanyalah tamatan sekolah menengah pertama, tetapi berkat pengalamannya, ia cukup lihai dalam urusan perawatan rumput dan lapangan sepak bola. Ia tahu betul kapan rumput harus disiram, dipotong, dan dipupuk. Ia pandai mengatur kadar air penyiraman dan ketinggian rumput ideal lapangan sepak bola. Pun cakap membuat garis-garis lapangan. Tugas tersebut, memang tidak bisa dikerjakan secara sembarangan dan semua harus didasarkan pada standar dan ketentuan yang ada.
Profesi yang ditekuni pria kelahiran 14 April 1985 itu dalam sepak bola Eropa disebut sebagai groundsman atau groundstaff. Tugas utamanya yakni merawat rumput dan lapangan serta memastikan semuanya layak digunakan untuk pertandingan atau sekadar untuk latihan.
Sutikno punya perjalanan hidup yang berliku. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Bapaknya, Kardin meninggal dunia pada tahun 2000. Tiga tahun kemudian, 2003 sang ibu, Jani menyusul kepergian sang ayah. Ia sempat mencoba berbagai macam pekerjaan sampai akhirnya merasa cocok sebagai petugas tanaman, rumput dan lapangan. Ia juga sempat bekerja sebagai groundsman di beberapa tempat, terakhir di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik sampai akhirnya berlabuh di Unesa pada 2019.
Awalnya, ia hanya ikut sebagai pemborong pembenahan lapangan di Unesa. Namun, setelah pekerjaan selesai, ia dihubungi oleh salah satu dosen Fakultas Ilmu Olahraga Unesa dan memintanya untuk bekerja dan mengurus lapangan sepak bola. Setelah melalui pertimbangan, ia menerima tawaran tersebut.
Sejak itulah, pria kelima dari enam bersaudara itu setiap hari di Unesa. Ia memiliki kamar khusus di UKM Sepak Bola. Tugasnya, setiap hari memastikan kondisi lapangan dan menyiram rerumputan. Selain itu, memotong rumput setiap dua bulan sekali menggunakan mesin dorong, kadang juga manual. Menurutnya, potong rumput tidak bisa asal-asalan, ada ukurannya, tidak terlalu tinggi pun tidak terlalu rendah, biasanya sekitar 25-30 milimeter.
Baginya, merawat rumput lapangan olahraga cukup menantang. Apalagi rumput yang digunakan untuk lapangan sepak bola Unesa adalah rumput biasa atau rumput taman. Saat musim panas bisa rawan layu dan menguning bahkan bisa rusak jika tidak diberi treatment yang tepat. Untuk menjaga kesuburan tanah dan pertumbuhan rumput tetap bagus, ia member pupuk khusus setiap dua bulan sekali dan disesuaikan dengan kondisi tanah, rumput dan cuaca.Â
Pada musim hujan, Sutikno biasanya tidak terlalu kesusahan, perawatan bisa lebih mudah dan praktis. Dia hanya siap menguras genangan air di dalam lapangan jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, Â apalagi saat mendekati jadwal latihan atau permainan, lapangan harus cepat-cepat dibersihkan dan dikeringkan.
Tidak hanya itu, pria asal kampung Lenjer, Desa Dukuh Agung, Kecamatan Tikung, Lamongan itu juga memiliki tugas lain, yakni mempersiapkan perlengkapan seperti bola, kostum dan perlengkapan tambahan lainnya. Dalam mengurus kostum pemain Unesa FC, ia punya manajemen kostum yang tepat. Kostum yang sudah terpakai harus segera dibersihkan hingga ke tahapan penataan setelan celana dan baju berdasarkan nomor pemain. Ada empat macam kostum tim Unesa FC yang ia urus dan siapkan, ada yang merah, ungu, kuning, dan biru.
Karena tugasnya begitu vital di bagian perlengkapan, Sutikno harus siap berangkat kemana pun tim UNESA FC berlaga. Terakhir, ia berangkat bersama rombongan Unesa FC untuk berlaga tandang di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo pada akhir Maret lalu. Sehari sebelum keberangkatan, ia sudah berjibaku dengan tugasnya, menyiapkan kostum, bola, dan perlengkapan penunjang lainnya.